tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Sabtu, 31 Oktober 2009

SR Edisi 79 - F O K U S

Fokus

43 Pejabat akan diisi Desember 2009

 

BLORA, SR- Sebanyak 43 Pejabat eselon II sampai eselon IV B terhitung mulai 1 Nopember 2009 dipastikan akan kosong.

   

Tak kurang 7 pejabat eselon II atau sejajar dengan eselon II akan ditinggalkan karena pensiun sebanyak 3 orang, Seorang Mengundurkan diri  dan 2 orang meninggal dunia serta 1 jabatan yang masih dikosongkan saat pengisian SOTK awal tahun lalu.

 

“Untuk jabatan yang dikosongkan Bupati yakni Staf ahli Bupati bidang Ekonomi dan Keuangan, padahal di SOTK hal itu muncul,” kata ketua Forum Transparansi Blora Amin Faried.

   

Menurut Amin kekosongan jabatan yang sebanyak itu hendaknya segera diisi oleh bupati Blora. Alasannya kekosongan yang berlarut akan berdampak pada jalannya roda pemerinyahan kabupaten Blora.

 

“Apalagi jelang tahun anggaran Baru (2010-red) dan pelaksanaan Pilkada, saya pikir yang terbaik pak Yudhi segera mengisinya,” ungkapnya.

   

Disamping itu dengan segera ditetapkanya pejabat untuk mengisi jabatan yang kosong tersebut, maka dalam pembahasan APBD 2010 nantinya akan lebih optimal. “Apalagi sesuai janji ketua DPRD Blora dan seluruh anggotanya bahwa APBD akan ditetapkan awal tahun, harusnya Bupati merespon dengan mengisi jabatan kosong itu,” tandas Amin Faried.

   

Terkait dengan pengisian kepala SKPD yang kosong tersebut, Amin ini saat ditanya bila terjadi mutasi akan berdampak bergeraknya Gerbong Birokrasi menjawab wajar.

 

“Saya rasa ini yang ditunggu para PNS, dengan adanya mutasi tersebut maka peluang kenaikan karir mereka terbuka,” jelasnya.

   

Dia juga menambahkan beberapa nama akan pejabat eselon II dimungkinkan akan mutasi ketempat lain dengan pertimbangan berbagai hal dan penyegaran lingkungan kerja. Diantara pejabat tersebut menurutnya ada beberapa nama yakni, Suryanto ka BP3AKB, Pudiyatmo, Heru Sutopo, Adi Purwanto dan Edy Pujianto serta Ratnani W.

   

Sementara Direktur LSM Jati Bumi Tejo lebih menekankan prediksi personil SOTK sebagai pertimbangan dan masukan Bupati agar tidak keliru lagi dalam penetapan nantinya.

   

Lanjut Tejo, dirinya mempunyai pertimbangan dari segi senioritas, prestasi kerja, dan loyalitas terhadap Bupati.

 

“Apalagi jelang pelaksanaan pilkada tahun depan, saya yakin Bupati tentunya lebih mengutamakan loyalitas kepada dirinya dengan tidak mengesampingkan senioritas dan prestasi kerjanya,”kata Tejo.

   

Saat ditanya kapan waktu yang tepat pelaksanaan mutasi tersebut dirinya menjawab paling lambat akhir Desember 2009.

 

“Idialnya akhir tahun anggaran, sehingga pembahasan anggaran baru dapat dibahas pejabat yang akan bertanggung jawab terhadap keuangannya. Juga budaya jawa bulan Muharram (sasi Besar kalender jawa-red) ada di bulan Desember, akan dijadikan pertimbangan bupati,” jelas Tejo.

   

Sama seperti Amin Faried, Dia juga sudah mengantongi beberapa nama yang dimungkinkan akan dimutasi oleh Bupati (lihat Tabel-red).

Alasan lainnya pengisian SOTK yang dilakukan Bupati pada Pebruari lalu bukan sepenuhnya pilihan  Bupati sendiri.

 

Akan tetapi ada pihak lain yang memanfaatkan situasi karena keadaan itu bupati Yudhi baru sebentar memegang tepuk pemerintahan Blora.

 

“Saya ingin tahu orangnya pak Yudhi, dilingkungan setda itu siapa,” tanya Tejo pada SR.

   

Ditempat terpisah khususnya dikalangan PNS, nada agar bupati segera mengisi jabatan yang kosong hampir merata disemua tempat. Mereka semua menginginkan pengisian formasi dengan harapan agar jenjang mereka dapat naik.

 

“Tentunya pak Yudhi tahu karena dia mantan seorang PNS, bahwa seorang PNS harapannya dua yakni Gaji naik atau jabatan naik,” katanya diamini 4 rekannya.(Roes)



Fokus Samping

 

Dwi Astutik (Anggota DPRD Blora– Kandidat Bancabup PDIP)

Jangan Hambat Karir PNS

 

BLORA, SR- Banyaknya formasi jabatan yang akan kosong pada tanggal 1 Nopember 2009 mengundang berbagai pertanyaan dari kalangan DPRD Blora.

   

Seperti Ketua Fraksi PDIP Dwi Astutik kepada SR mengatakan bahwa kekosongan jabatan baik langsung atau tidak langsung akan berdampak jalanya pemnerintahan Blora.

 

“Yang justru saya tanyakan adalah mengapa bupati tidak segera mengisi kekosongan itu,” kata Tutik panggilan akrabnya.

   

Untuk itulah dia menyarankan agar sesegera mungkin Bupati Blora mengisi jabatan itu. Sederhana memang alasanya yakni dengan pengisian tersebut maka akan berdampak yang baik bagi para PNS, sebab ada harapan baru bagi PNS untuk kenaikan jabatanya.

 

“Dengan pengisian jabatan tentunya secara tak langsung akan membuka peluang para PNS untuk peningkatan karirnya. Jangan hambat karir para PNS,” jelas Wanita yang menyatakan siap mendaftar dalam penjaringan calon Bupati dari PDIP.

   

Dia juga menambahkan bila nantinya dalam pembahasan APBD 2010 telah ditetapkan kepala SKPD yang difinitif maka lebih mudah dalam pembahasannya.

 

“Karena mereka (Ka SKPD-red) penanggung jawab anggaran tentunya dia tahu mana yang harus dikerjakanya dan mana yang menjadi tanggung jawabnya,” tambah Tutik yang juga ketua Fraksi PDIP ini.(Roes)

SR edisi 79 - POLITIK HUKUM

Dwi Astutik Siap Maju CABUP

 

BLORA, SR- Hampir semua Partai sudah memunculkan nama Cabup dan Cawabupnya, yang akan diusung pada Pilkada Blora mendatang. Seperti Golkar sudah memunculkan nama Yudhi Sancoyo dan Hestu Subagyo dan Demokrat mengusung Joko Nugroho dan Bambang Susilo.

   

Namun tidak hal-nya PDIP yang sampai saat ini belum memunculkan nama cabup dan cawabupnya. Ada indikasi PDIP akan memunculkan calon dari DPC Blora sendiri.

   

Beberapa nama muncul menjadi wacana dikalangan kader PDIP yang akan maju sebagi cabup. Dua nama yang menguat akan maju sebagai Cabup mendatang yakni HM Dasum dan Dwi Astutik.

   

Ketika ditemui Dwi Astutik kepada SR membenarkan, bahwa dirinya sudah siap maju sebagai bancabup melalui partai PDIP. “Saya sudah mempersiapkan dokumen untuk mendaftar sebagai Cabup dan akan saya masukan saat dibukanya pendaftaran di PDIP,” kata Tutik.

   

Dia juga mengungkapkan keinginannya mendaftar sebagi Cabup pada partai berlambang Banteng moncong putih, semata-mata demi memenuhi keinginan pendukungnya.

 

“Banyak yang mendukung saya maju sebagai cabup, khususnya kaum wanita, Mengingat peluang wanita memenangkan pilkada mendatang lebih besar,” jelas Tutik yang juga ketua Fraksi PDIP DPRD Blora..

   

Keyakinannya tersebut dilandasi dengan banyaknya jumlah pemilih wanita disamping suasana Blora yang menginginkan perubahan. “Bahkan beberapa pengusaha asal Blora yang sukses di kota besar sudah ada yang siap mendanainya,” tandasnya.(Roes)



Terkait Pecalonan Joko Nugroho

Wacana mundurnya Hestu Jadi Pembicaraan

 

CEPU, SR- Deklarasi yang diumumkan partai Demokrat Blora pekan lalu di Kunduran, dengan memunculkan nama Joko Nugroho (Koko) sebagai Cabup Demokrat, mulai memunculkan bebagai macam di wilayah kecamatan Cepu.

     

Bahkan yang santer menjadi obrolan masyarakat Cepu adalah mundurnya Cawabup Hestu Subagyo yang akan digandeng Yudhi Sancoyo pada pilkada yang akan dilakukan Juni 2010 mendatang.

     

Seperti beberapa orang yang ditemui di Tambakromo, mengatakan bahwa rasa kefanatikan masyarakat cepu sangat tinggi. Sehingga bila ada calon dari Cepu maka mereka akan menentukan pilihanya pada calonnya sendiri.

 

“Karena di Cepu saat ini ada dua kandidat yakni pak Koko (Joko Nugroho) sebagai Cabup Demokrat dan pak Hestu cawabup Golkar, tentunya akan memilih pak Koko. Dan saya yakin pak Hestu akan mundur,” Suntoro diamini 4 orang rekannya.

     

Alasannya menurut Suntoro adalah antara Joko Nugroho dan Hestu Subagyo adalah mereka masih ada hubungan pertemanan akrab. “Bahkan saya dengar mereka ada hubungan famili,” jelasnya.

     

Lain halnya dengan Lilik warga Balun yang mengungkapkan bahwa nama Joko Nugroho lebih popular di Cepu bila dibanding Hestu Subagyo. “hamper semua masyarakat Cepu khususnya, mengenal pak Koko. Sedang nama Hestu terdengar aneh ditelinga mereka, mungkin populeritasnya hanya sebatas lingkungan Pertamina saja,” kata Lilik yang didampingi 3 orang kawannya.

     

Untuk itulah dirinya ingin memberika masukan bagi para kandidat beberapa nama yang Populer di Cepu. “H Setiadji seorang Pengusaha sukses Cepu dan dr Sadiman lebih popular dimata mereka,”ungkapnya.

     

Dari data SR H Setiadji disamping dikenal dikalangan masyarakat, juga mempunyai jaringan yang kuat seperti Gapensi, Kadin, Ardin dan Koperasinya juga sudah mapan.

     

Sedang dr Sadiman dinilai masyarakat tingkat sosialnya cukup tinggi, disamping dari  segi finansialnya mendukung. “Kalau ada yang sakit dan tidak mampu pasti dia gratiskan, apalagi saat banjir dia selalu berikan bantuan langsung,” kata Krisyanto warga Ngelo.

     

Sementara di Sambong kedua nama calon dari Cepu terasa asing ditelinga mereka. Hal itu diungkapkan Samiran saat ditemui SR Jum’at (23/10).

 

“Kalaupun ada calon bupati dan calon wakilnya semoga saaja yang mau turun kebawah dan yang dikenal masyarakat sini,” ungkap warga Sambong ini.(Roes)

Jumat, 30 Oktober 2009

SR edisi 79 - LINTAS KECAMATAN


JEMBATAN RUSAK BAWA KORBAN


JEPON, SR - Sarana jembatan akses jalan dari desa gawenan menuju Kecamatan Bogorejo kini mengalami rusak berat, dan jalan tersebut sudah menelan korban sebanyak empat orang berkendara sepeda motor. Pasalnya ketika mereka sedang melewati jalan tersebut roda kendaraan terperosok masuk kedalam lobang yang ada di tengah-tengah jembatan.


Dengan adanya kerusakan jembatan tersebut, masyarakat mulai jadi resah karena setia mereka hendak melewati  takut akan jatuh atau terperosok apalagi kalau malam hari di jembatan tersebut sangat gelap.


“Jembatan ini sangat berbahaya sekali karena sudah banyak lubangnya dan harus segera dibenahi” terang tokoh masyarakat Desa Tempelmahbang Abdul Mukkhid saat ditemui SR, Sabtu (24/10). 

BERLUBANG: Abdul Mukhid sedang menunjukkan lubang yang ada di jembatan. (Foto: Nh/SR)


Selain itu Mukhid juga menjelaskan bahwa jembatan tersebut juga sering dilewati truk dan alat berat pertambangan dari sub kontraktor PT. Pertamina. (Nh)



Kekeringan Merata di Blora

 

NGAWEN, BLORA- Mesti telah beberapa kalai turun hujan, kekeringan belum beranjak dari bumi kabupaten Blora. Akibatnya, tak sedikit warga yang mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih. Jangankan untuk masak dan minum, air bersih untuk mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya pun sulit diperoleh.

   

Saat SR memantau langsung di Sarimulyo Ngawen salah satunya, dan setidaknya masih ada ratusan desa di 16 kecamatan di Kabupaten Blora yang kesulitan memperoleh air bersih. Mereka sebagain besar warga di Blora juga mengeluhkan hal serupa.

   

''Memang sudah sekitar tiga kali turun hujan, tapi sumur dan sumber air di sini masih kering,'' kata Jasmin warga Pudak Sarimulyo Ngawen.

   

Terpisah, Kepala Dinas Nakertransos Waluyo mengatakan, droping air bersih masih terus dilakukan. Bahkan, armada truk tangki air milik Pemkab Blora juga rutin melakukan droping air ke desa-desa.

 

''Setiap hari, kami minimal droping 4 truk tangki air keluar masuk desa-desa,'' ujar dia Kamis (22/10) saat ditemui diruang kerjanya.

   

Data Pemkab Blora menyebutkan, terdapat sekitar 198 dari 295 kelurahan dan desa di Blora yang mengalami kekurangan air bersih. Puluhan embung sudah dibangun, namun kenyataannya belum banyak membantu warga.

   KERING ; Sungai diwilayah Ngawen tampak kering kerontang, yang biasanya digunakan pengairan sawahnya, saat ini sering dipakai main anak-anak.(Foto:Roes/SR)


Sementara Camat Ngawen Hariyanto ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa beberapa wilayahnya rutin dikirm bantuan air bersih dari Pemkab.

 

Untuk itu dirinya meminta warga agar menggunakan air bersih tersebut seefisien mungkin. (Roes)




Hujan Semalam

Pasar Kunduran Kebanjiran

 

KUNDURAN, SR - Hujan deras yang melanda sebagian kecamatan di Kabupaten Blora, Kamis (22/10) malam, membuat sejumlah kota kecamatan terendam banjir untuk beberapa saat. Yang paling parah terjadi di Pasar Kecamatan Kunduran.

 

Akibatnya, pemilik toko yang terkena banjir dibuat pusing dan segera menyelamatkan beberapa barang dagangannya agar tidak terendam air. Selain toko, sejumlah rumah warga juga ikut terendam.

 

Beberapa pemilik toko mengatakan, baru kali ini pasar dilanda bajir, sebelumnya tidak pernah terjadi, meskipun hujan deras. ”Baru kali ini, banjir terjadi biasanya tidak sampai merendam dan masuk di emperan toko-toko,” ungkap Suraji salah seorang pemilik toko yang sibuk menyelamatkan dagangannya, Kamis (22/10) malam.

 

Menurut beberapa warga, hujan malam itu memang sangat deras sekitar satu jam lebih, disertai dengan angin yang kencang.  Sehingga membuat selokan yang ada di kanan kiri jalan tidak dapat menampung air, sehingga meluber mengenangi jalan dan rumah serta toko warga.

 

Bahkan beberapa kendaraan yang lewat banyak yang macet karena terkena genangan air yang ada di jalan, sehingga membuat jalanan sedikit macet dan tersendat. (Gie)



Sijago Merah Kembali Libas Dua Rumah Warga

 

JEPON, SR - Kebakaran rumah kembali terjadi di Blora, kali ini menimpa dua rumah milik Ibu Samirah (65) warga RT 4/RW 6, Lingkungan Kidangan Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Blora. Jum'at (16/10) sekitar pukul 09.45 WIB.

 

Menurut keterangan dari beberapa warga, bahwa rumah tersebut dilalap si jago merah sekitar pukul 09.45, saat itu rumah memang dalam kondisi sepi, hanya korban yang ada dirumah. Tiba-tiba ada api yang berasal dari dapur korban lalu cepat menyebar hingga bangunan yang ada didepannya.

 

"Api dari belakang rumah mas, karena anginya yang kencang api cepat merambat dibagian rumah lainnya yang disewakan kepada orang," ungkap Raju (37) tetangga korban yang tinggal persis di samping rumah korban.

 

Karena cuaca yang panas dan angin kencang, dua mobil pemadam kebakaran yang datang tidak mampu menyelamat dua rumah korban. Hanya bagian depan yang masih tersisa, namun itupun hanya tinggal sebagian, karena dinding terbuat dari tembok, sementara rumah bagian belakang yang terbuat dari kayu ludes rata dengan tanah.

 

Dari pantuan langsung SR di lokasi, beberapa warga nampak sibuk membantu memadamkan api yang memang masih menyala dengan mencari air ataupun menurunkan genting.Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu, beberapa barang yang masih bisa diselamatkan, terlihat berserakan di jalan, termasuk sapi milik korban. Kerugian ditaksir sekitar ratusan juta rupiah.

 

Kapolsek Jepon AKP Sugiharto membenarkan kalau api berasal dari dapur korban. Menurut dia sumber api berasal dari tungku masak korban yang berada di dapur dan dekat dengan jerami, saat itu korban memasak dengan kayu.

 

"Korban saat itu sedang memasak pakai kayu bakar, karena berdekatan dengan jerami, api langsung menjalar," kata AKP  Sugiharto saat berada di lokasi kebakaran. Dia berharap agar saat musim kemarau seperti saat ini, harus hati-hati saat menyalakan api di dalam atau di luar rumah, terutama yang berdekatan dengan jerami atau lainnya yang mudah terbakar.

 

"Masyarakat harus lebih hati-hati saja, soalnya cuaca sangat panas sehingga rawan terjadi kebakaran," pesannya. (Gie)




Programkan Bangun Tiga SMK Baru

 

BLORA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, akan berupaya untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pendidikan khususnya untuk pendidikan tingkat atas seperti SMA dan SMK.

 

Dalam pra uji public yang dilakukan, Disdik akan melakukan pembangunan tiga unit sekolah baru untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di daerah yang belum didirikan sekolah atas.

 

“Saat ini minta anak untuk melanjutkan di sekolah kejuruan semakin meningkat, sehingga perlu dibangun sekolah baru, agar bisa menampung mereka, khususnya di kecamatan yang belum ada sekolah,” kata Kabid Pendidikan Menengah Dikdas Blora Hariyadi, Jum’at (23/10).

 

Menurutnya, saat ini perbandingan jumlah murid SMA dan SMK lebih banyak SMK, bahkan dia mentargetkan untuk 2015 perbandingan siswanya 70:30.  (Gie)

Kamis, 29 Oktober 2009

SR edisi 79 - kulanuwon - ANGGARAN PILBUP


Menyusun Anggaran Pilkada yang Rasional

   

Masa jabatan beberapa kepala daerah; gubernur, bupati dan walikota hampir habis. Kegiatan Pemilu lokal segera dimulai bahkan tahapan untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 17 kabupaten/kota dan khususnya di Blora sudah mulai berjalan sejak awal Oktober.

   

Misalnya pembentukan badan penyelenggara panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS) dan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP), panitia pengawas pemilu (Panwaslu) kabupaten, Panwaslu kecamatan dan Panwaslu lapangan.

   

Becermin pada pelaksanaan Pilkada tahun 2005, ada yang berbeda dalam Pilkada 2010 setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai calon perseorangan atau independen yang mendapat peluang lebar.

   

Partai politik yang mempunyai kursi 15% di DPRD dapat mengajukan pasangan calon kepala daerah sendiri. Peluang masyarakat yang tidak punya kendaraan politik untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah jalur independen semakin terbuka lebar. Hanya tinggal pemenuhan syarat administrasi yang harus terpenuhi yaitu dukungan riil dari masyarakat yang disertai fotokopi KTP.

   

Untuk suksesnya Pilkada, ada empat prasyarat yang harus dipenuhi daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada, yaitu pertama, adanya aturan hukum yang jelas sebagai alasan konstitusional landasan pelaksanaan. Pilkada menjadi kewenangan KPU provinsi untuk pemilihan gubernur dan KPU kabupaten/kota untuk pemilihan bupati/walikota. KPU provinsi/kabupaten/kota membuat regulasi/aturan main yang fair dan jelas.

   

Regulasi pelaksanaan Pilkada hendaknya mengacu kemampuan daerah setempat. Sekalipun antardaerah bisa menyatukan persepsi dalam hal-hal teknis yang memungkinkan adanya kebersamaan antardaerah.

   

Kedua, antusiasme rakyat dalam mengikuti semua tahapan Pilkada. Sekalipun pada Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden yang lalu, angka Golput masih tinggi, hal tersebut sebagai bukti bahwa partisipasi menjadi persoalan tersendiri yang harus diatasi oleh badan penyelenggara maupun pemangku kepentingan dari mulai partai politik, KPU, Panwaslu dan pemerintah.

Anggaran rasional efisien

   

Ketiga, sarana dan prasarana pendukung seperti tersedianya anggaran yang cukup untuk penyelenggaraan semua tahapan. Tidak hanya putaran pertama Pemilu tetapi mencakup semua tahapan Pilkada harus terpenuhi anggarannya. Dalam konteks ini, pemerintah Blora harus mempunyai cadangan anggaran rutin karena setiap lima tahun ada momentum Pilkada. Sehingga, jauh-jauh hari sudah dialokasikan dana agar tidak kesulitan mendanai Pilkada.


   

Wacana yang berkembang adalah persoalan dana. Permasalahannya, sejauh mana anggaran yang ada bisa diefisienkan sehemat mungkin dan dimaksimalkan penggunaannya.

   

Sementara Pilkada 2005 menghabiskan dana Rp 7 miliar untuk satu putaran.

 

Bahkan, Boyolali terancam bangkrut pada 2011, sebab krisis anggaran dalam penyusunan APBD terus terjadi dalam tiga tahun terakhir. Anggaran belanja langsung mengalami penurunan.  


Menurut anggota DPRD Kabupaten Boyolali Thontowi Jauhari, kalau tidak segera dibenahi bisa menjadi ancaman, pembangunan infrastruktur di Boyolali. Padahal KPU Boyolali menghitung kebutuhan biaya Pilbup satu putaran mencapai Rp 16 miliar dan untuk dua putaran Rp 26 miliar.

   

Sementara, Sukoharjo memprediksi anggaran Pilkada 2010 Rp 24 miliar, bahkan menurut KPU Sukoharjo, angkanya bisa lebih besar. Berarti ada kenaikan luar biasa. Dibanding Pilkada 2005, anggaran untuk honor badan penyelenggara mengalami kenaikan, juga logistik dan semua kebutuhan, sehingga mengatrol naiknya anggaran Pilkada secara keseluruhan.

   

Penghematan bisa terjadi apabila Pilkada yang jumlah calonnya lebih dari tiga pasangan, dapat dilaksanakan satu putaran. Namun sangat tergantung bagaimana partisipasi masyarakat dan menguatnya calon, sehingga calon memperoleh suara mayoritas atau lebih dari 50 persen suara pemilih (Pasal 107 UU No 32/2004).

   

Jika pengajuan anggaran Pilkada jor-joran sekalipun hal tersebut adalah kebutuhan riil, dikhawatirkan justru akan menjadi beban pemerintah daerah. Oleh karena itu, perlu ada prinsip efisiensi dalam pengajuan dan penggunaan anggaran.

   

Pengadaan yang mendesak seperti surat suara mutlak harus ada, tetapi pengadaan alat transportasi bisa ditunda terlebih dahulu. Untuk sementara, gunakan fasilitas yang ada. Anggaran yang diajukan juga harus rinci dan valid, bukan menggunakan asumsi. Berapa pun ajuan yang dilakukan KPU kabupaten/kota, DPRD-lah yang mengetok palu. Harapannya, tidak ada anggaran yang salah sasaran, apalagi muspra.

   

Beberapa pos anggaran yang perlu diefisienkan seperti logistik, jumlah TPS, personel badan penyelenggara. Kalau dulu, petugas di TPS bisa mencapai sembilan orang, efisienkan menjadi tujuh orang. Anggaran pelantikan kepala daerah yang mewah dan menghambur-hamburkan anggaran tidak perlu dilakukan. Pelantikan hendaknya dilakukan secara sederhana dan yang penting, secara konstitusional terpenuhi.

   

Kita berharap dengan anggaran yang terbatas, Pilkada berhasil memilih pasangan calon yang dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah. Prinsip pengajuan anggaran Pilkada yang rasional serta berorientasi pada prioritas kebutuhan paling pokok, menjadi cara agar anggaran daerah tidak terbebani dan pembangunan infrastruktur yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat bisa terwujud.

 

Sehingga, Pilkada benar-benar menjadi solusi bagi demokratisasi masyarakat lokal, bukan membebani. (Drs.Ec.Agung Budi Rustanto-Redaktur tabloid Suara Rakyat)

Minggu, 25 Oktober 2009

SR edisi 79 - FOKUS - planning


Fokus

43 Pejabat akan diisi Desember 2009

 

BLORA, SR- Sebanyak 43 Pejabat eselon II sampai eselon IV B terhitung mulai 1 Nopember 2009 dipastikan akan kosong.

   

Tak kurang 7 pejabat eselon II atau sejajar dengan eselon II akan ditinggalkan karena pensiun sebanyak 3 orang, Seorang Mengundurkan diri  dan 2 orang meninggal dunia serta 1 jabatan yang masih dikosongkan saat pengisian SOTK awal tahun lalu.

 

“Untuk jabatan yang dikosongkan Bupati yakni Staf ahli Bupati bidang Ekonomi dan Keuangan, padahal di SOTK hal itu muncul,” kata ketua Forum Transparansi Blora Amin Faried.

   

Menurut Amin kekosongan jabatan yang sebanyak itu hendaknya segera diisi oleh bupati Blora. Alasannya kekosongan yang berlarut akan berdampak pada jalannya roda pemerinyahan kabupaten Blora.

 

“Apalagi jelang tahun anggaran Baru (2010-red) dan pelaksanaan Pilkada, saya pikir yang terbaik pak Yudhi segera mengisinya,” ungkapnya.

   

Disamping itu dengan segera ditetapkanya pejabat untuk mengisi jabatan yang kosong tersebut, maka dalam pembahasan APBD 2010 nantinya akan lebih optimal.

 

“Apalagi sesuai janji ketua DPRD Blora dan seluruh anggotanya bahwa APBD akan ditetapkan awal tahun, harusnya Bupati merespon dengan mengisi jabatan kosong itu,” tandas Amin Faried.

   

Terkait dengan pengisian kepala SKPD yang kosong tersebut, Amin ini saat ditanya bila terjadi mutasi akan berdampak bergeraknya Gerbong Birokrasi menjawab wajar.

 

“Saya rasa ini yang ditunggu para PNS, dengan adanya mutasi tersebut maka peluang kenaikan karir mereka terbuka,” jelasnya.

   

Dia juga menambahkan beberapa nama akan pejabat eselon II dimungkinkan akan mutasi ketempat lain dengan pertimbangan berbagai hal dan penyegaran lingkungan kerja. Diantara pejabat tersebut menurutnya ada beberapa nama yakni, Suryanto ka BP3AKB, Pudiyatmo, Heru Sutopo, Adi Purwanto dan Edy Pujianto serta Ratnani W.

   

Sementara Direktur LSM Jati Bumi Tejo lebih menekankan prediksi personil SOTK sebagai pertimbangan dan masukan Bupati agar tidak keliru lagi dalam penetapan nantinya.

   

Lanjut Tejo, dirinya mempunyai pertimbangan dari segi senioritas, prestasi kerja, dan loyalitas terhadap Bupati.

 

“Apalagi jelang pelaksanaan pilkada tahun depan, saya yakin Bupati tentunya lebih mengutamakan loyalitas kepada dirinya dengan tidak mengesampingkan senioritas dan prestasi kerjanya,”kata Tejo.

   

Saat ditanya kapan waktu yang tepat pelaksanaan mutasi tersebut dirinya menjawab paling lambat akhir Desember 2009.

 

“Idialnya akhir tahun anggaran, sehingga pembahasan anggaran baru dapat dibahas pejabat yang akan bertanggung jawab terhadap keuangannya. Juga budaya jawa bulan Muharram (sasi Besar kalender jawa-red) ada di bulan Desember, akan dijadikan pertimbangan bupati,” jelas Tejo.

   

Sama seperti Amin Faried, Dia juga sudah mengantongi beberapa nama yang dimungkinkan akan dimutasi oleh Bupati (lihat Tabel-red).

 

Alasan lainnya pengisian SOTK yang dilakukan Bupati pada Pebruari lalu bukan sepenuhnya pilihan  Bupati sendiri. Akan tetapi ada pihak lain yang memanfaatkan situasi karena keadaan itu bupati Yudhi baru sebentar memegang tepuk pemerintahan Blora.

 

“Saya ingin tahu orangnya pak Yudhi, dilingkungan setda itu siapa,” tanya Tejo pada SR.

   

Ditempat terpisah khususnya dikalangan PNS, nada agar bupati segera mengisi jabatan yang kosong hampir merata disemua tempat. Mereka semua menginginkan pengisian formasi dengan harapan agar jenjang mereka dapat naik.

 

“Tentunya pak Yudhi tahu karena dia mantan seorang PNS, bahwa seorang PNS harapannya dua yakni Gaji naik atau jabatan naik,” katanya diamini 4 rekannya.(Roes)



Fokus Samping

 

Dwi Astutik (Anggota DPRD Blora– Kandidat Bancabup PDIP)

Jangan Hambat Karir PNS

 

BLORA, SR- Banyaknya formasi jabatan yang akan kosong pada tanggal 1 Nopember 2009 mengundang berbagai pertanyaan dari kalangan DPRD Blora.

   

Seperti Ketua Fraksi PDIP Dwi Astutik kepada SR mengatakan bahwa kekosongan jabatan baik langsung atau tidak langsung akan berdampak jalanya pemnerintahan Blora.

 

“Yang justru saya tanyakan adalah mengapa bupati tidak segera mengisi kekosongan itu,” kata Tutik panggilan akrabnya.

   

Untuk itulah dia menyarankan agar sesegera mungkin Bupati Blora mengisi jabatan itu. Sederhana memang alasanya yakni dengan pengisian tersebut maka akan berdampak yang baik bagi para PNS, sebab ada harapan baru bagi PNS untuk kenaikan jabatanya.

 

“Dengan pengisian jabatan tentunya secara tak langsung akan membuka peluang para PNS untuk peningkatan karirnya. Jangan hambat karir para PNS,” jelas Wanita yang menyatakan siap mendaftar dalam penjaringan calon Bupati dari PDIP.

   

Dia juga menambahkan bila nantinya dalam pembahasan APBD 2010 telah ditetapkan kepala SKPD yang difinitif maka lebih mudah dalam pembahasannya.

 

“Karena mereka (Ka SKPD-red) penanggung jawab anggaran tentunya dia tahu mana yang harus dikerjakanya dan mana yang menjadi tanggung jawabnya,” tambah Tutik yang juga ketua Fraksi PDIP ini.(Roes)


Sabtu, 24 Oktober 2009

SR edisi 79 - POLITIK - PLANNING


Dwi Astutik Siap Maju CABUP 

 

BLORA, SR- Hampir semua Partai sudah memunculkan nama Cabup dan Cawabupnya, yang akan diusung pada Pilkada Blora mendatang. Seperti Golkar sudah memunculkan nama Yudhi Sancoyo dan Hestu Subagyo dan Demokrat mengusung Joko Nugroho dan Bambang Susilo.

   

Namun tidak hal-nya PDIP yang sampai saat ini belum memunculkan nama cabup dan cawabupnya. Ada indikasi PDIP akan memunculkan calon dari DPC Blora sendiri.

   

Beberapa nama muncul menjadi wacana dikalangan kader PDIP yang akan maju sebagi cabup. Dua nama yang menguat akan maju sebagai Cabup mendatang yakni HM Dasum dan Dwi Astutik.

   

Ketika ditemui Dwi Astutik kepada SR membenarkan, bahwa dirinya sudah siap maju sebagai bancabup melalui partai PDIP. “Saya sudah mempersiapkan dokumen untuk mendaftar sebagai Cabup dan akan saya masukan saat dibukanya pendaftaran di PDIP,” kata Tutik.

   

Dia juga mengungkapkan keinginannya mendaftar sebagi Cabup pada partai berlambang Banteng moncong putih, semata-mata demi memenuhi keinginan pendukungnya.

 

“Banyak yang mendukung saya maju sebagai cabup, khususnya kaum wanita, Mengingat peluang wanita memenangkan pilkada mendatang lebih besar,” jelas Tutik yang juga ketua Fraksi PDIP DPRD Blora..

   

Keyakinannya tersebut dilandasi dengan banyaknya jumlah pemilih wanita disamping suasana Blora yang menginginkan perubahan. “Bahkan beberapa pengusaha asal Blora yang sukses di kota besar sudah ada yang siap mendanainya,” tandasnya.(Roes)



Terkait Pecalonan Joko Nugroho

Wacana mundurnya Hestu Jadi Pembicaraan

 

CEPU, SR- Deklarasi yang diumumkan partai Demokrat Blora pekan lalu di Kunduran, dengan memunculkan nama Joko Nugroho (Koko) sebagai Cabup Demokrat, mulai memunculkan bebagai macam di wilayah kecamatan Cepu.

     

Bahkan yang santer menjadi obrolan masyarakat Cepu adalah mundurnya Cawabup Hestu Subagyo yang akan digandeng Yudhi Sancoyo pada pilkada yang akan dilakukan Juni 2010 mendatang.

     

Seperti beberapa orang yang ditemui di Tambakromo, mengatakan bahwa rasa kefanatikan masyarakat cepu sangat tinggi. Sehingga bila ada calon dari Cepu maka mereka akan menentukan pilihanya pada calonnya sendiri.

 

“Karena di Cepu saat ini ada dua kandidat yakni pak Koko (Joko Nugroho) sebagai Cabup Demokrat dan pak Hestu cawabup Golkar, tentunya akan memilih pak Koko. Dan saya yakin pak Hestu akan mundur,” Suntoro diamini 4 orang rekannya.

     

Alasannya menurut Suntoro adalah antara Joko Nugroho dan Hestu Subagyo adalah mereka masih ada hubungan pertemanan akrab. “Bahkan saya dengar mereka ada hubungan famili,” jelasnya.

     

Lain halnya dengan Lilik warga Balun yang mengungkapkan bahwa nama Joko Nugroho lebih popular di Cepu bila dibanding Hestu Subagyo. “hamper semua masyarakat Cepu khususnya, mengenal pak Koko. Sedang nama Hestu terdengar aneh ditelinga mereka, mungkin populeritasnya hanya sebatas lingkungan Pertamina saja,” kata Lilik yang didampingi 3 orang kawannya.

     

Untuk itulah dirinya ingin memberika masukan bagi para kandidat beberapa nama yang Populer di Cepu. “H Setiadji seorang Pengusaha sukses Cepu dan dr Sadiman lebih popular dimata mereka,”ungkapnya.

     

Dari data SR H Setiadji disamping dikenal dikalangan masyarakat, juga mempunyai jaringan yang kuat seperti Gapensi, Kadin, Ardin dan Koperasinya juga sudah mapan.

     

Sedang dr Sadiman dinilai masyarakat tingkat sosialnya cukup tinggi, disamping dari  segi finansialnya mendukung. “Kalau ada yang sakit dan tidak mampu pasti dia gratiskan, apalagi saat banjir dia selalu berikan bantuan langsung,” kata Krisyanto warga Ngelo.

     

Sementara di Sambong kedua nama calon dari Cepu terasa asing ditelinga mereka. Hal itu diungkapkan Samiran saat ditemui SR Jum’at (23/10).

 

“Kalaupun ada calon bupati dan calon wakilnya semoga saaja yang mau turun kebawah dan yang dikenal masyarakat sini,” ungkap warga Sambong ini.(Roes)

Edisi 79 -Pendidikan - PLANNING

Siswa SMKN 2 Blora Sekretaris terbaik pada LKS 

 

BLORA, SR- Sebanyak 30 SMK sekabupaten Blora Selasa (20/10) mengikuti Lomba Ketrampilan Siswa (LKS) yang digelar selama 2 hari. Acara yang pembukaannya di lakukan di SMKN 1 Blora ini dibuka langsung oleh Bupati Blora, Yudhi Sancoyo.

     

Lomba ini merupakan lomba tahunan bagi sekolah menengah kejuruan. Disamping itu juga sebagai barometer tingkat pemahaman dan praktek siswa, sebagai bekal dimasyarakat bila lulus nantinya.

     

LKS itu sendiri terdiri dari 18 kompentensi yang dilombakan, dengan di laksanakan di berbagai tempat di wilayah kabupaten Blora. Diantaranya Lomba LKS Sekretaris dan Tata Busana diadakan di SMKN 2 Blora, LKS Akuntansi di SMK Kristen Blora sedang       LKS Tata Niaga diadakan di SMKN1 Cepu.

     

Dari pantauan SR di SMKN 2 Blora sebagai tempat pelaksanaan LKS Sekretaris, ada 7 sekolah yang mengirimkan pesertanya.

 

Kepala sekolah SMKN 2 Blora Bambang Suryadi melalui Kajur Administrasi Perkantoran Lilik Tursila, 7 peserta tersebut semuanya wanita.

 

“Lomba ini penilaiannya cukup rumit karena materinya disesuaikan dengan kenyataan tugas seorang sekretaris kantor,” kata Lilik.

     

Menurut guru Wanita yang diangkat PNS tahun 2007 ini, materi yang dilombakan yakni kas kecil, agenda kerja, internet, wawancara, presentasi, surat menyurat dan Telepon,

 

“Pada materi wawacara kita juga menggunakan bahasa internasional, karena disesuaikan era globalisasi perdagangan internasional,” jelas Lilik.

     

Data yang didapat SR akhirnya LKS yang pelaksanaanya memakan waktu yang cukup panjang ini lahirlah calon sekretaris masa depan, dengan juara pertama diraih Yunita R Apriani siswa SMKN 2 Blora. Sedang juara kedua dan ketiga diraih Prima Ayu W siswa SMKN 1 Cepu dan Tri Astuti Siswa SMK PSM Randublatung. (Roes)



Pemilihan Ketua OSIS seperti Sistim Pemilu

 

BLORA, SR- Tahun ajaran baru identik dengan perubahan kepengurusan OSIS pada semua sekolah. 

     

Demikian juga di SMPN 1 Blora yang jumlah muridnya sebanyak 759 siswa Rabu (21/10) melakukan pemilihan ketua OSIS secara Langsung Bebas dan Rahasia.

     

Menurut H Prayitno salah satu guru pembina, pelaksanaan pemilihan pengurus OSIS ini baru dilakukan karena beberapa waktu sebelumnya dilakukan seleksi terlebih dahulu.

 

“Dari hasil tersebut terpilih tiga kandidat yakni Ivan Ahda Imamudin (8G), Ovin Lutfialifta (8E) dan Astika Mara (7E),” kata H Prayitno.

     

Lanjut Prayitno, pemilihan yang digelar di aula sekolah tersebut dilakukan seluruh murid yang terbagi perkelas secara bergantian sebanyak 21 kelas.

Dari 780 kartu suara yang disiapkan sedang siswa yang mempunyai hak suara yakni 759 orang, namun yang menggunakan hak pilihnya 654 siswa. Sedang yang tidak menggunkan haknya sebanyak 17 siswa karena tidak masuk dan 88 suara rusak.

     

Setelah melalui proses pemilihan seperti layaknya pemilu yang mencontreng gambar calon, Ivan Ahda Imamudin  siswa kelas 8G menyisihkan rivalnya dengan meperoleh suara 293 atau 38,5%. Sedang  Ovin Lutfialifta (8E) dan Astika Mara (7E) masing masing meperoleh suara 266 dan 95.

     

Disisi lain menurut Prayitno kegiatan ini merupakan salah satu pembelajaran politik untuk para pelajar. “Disinilah anak-anak secara tidak langsung belajar berpolitik bagiamana menggunakan mereka menggunakan hak pilihnya,” ungkapnya.

     

Ditempat terpisah salah satu pengurus osis sebelumnya, Andy Novendra Kharisma ( 8A) kepada SR mengatakan dengan terpilihnya Ivan sudah diprediksinya. “Memang kami dan teman-teman telah memprediksi sebelumnya, karena ia orangnya supel dan mudah diajak bergaul”, kata Andy yang juga seksi kesiswaan dan humas pada kepengurusan osis lama. (Roes)