tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Senin, 03 Agustus 2009

SR edisi 73 - LINTAS KECAMATAN, OLAH RAGA,, HUKUM


Rel Putus, Loko Tour Terancam Dihentikan


SAMBONG, SR – Nasib Loko Tour Kereta Tua milik Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, paska putusnya jembatan di Bok Brosot, Kecamatan Sambong menjadi memprihatinkan. Pasalnya menganggu dan menghambat paket wisata yang telah ada selama ini.


Jembatan yang lebih dikenal dengan Bok Brosot ini, rusak akibat dihantam truk tronton PT Mutiara Samudra Biru, yang bermuatan peti kemas pada bagian atasnya.


Sejak 14 Juni lalu, karena terkena akibatnya rel yang melintang jalan itu akhirnya rusak sepanjang 10 meter, serta beberapa bantalan rel yang terbuat dari kayu balok hilang dicuri oknum tidak bertanggungjawab.


“Kelangsungan paket wisata tor loko tua, kini mulai terancam, kalau rel tidak segera dibenahi, padahal itu menjadi adalan perhutani, bahkan warga asing telah memiliki jadwal wisata dengan ketera tua,” ungkap Wakil Adminstratur KPH Cepu Dewanto, Sabtu (18/7).


Sementara itu, biaya perbaikan juga sangat mahal, mencapai Rp. 128 juta, karena besi penyangga rel dalam kondisi melengkung, dampak lainnya harus membatalkan beberapa perjalanan loko tour yang sudah dipesan oleh beberapa pihak, bahkan kalau tidak segera diperbaiki dikhawatirkan loko tua hanya akan tinggal kenangan.


Agar kelangsungan hidup loko tour berlanjut, Kepala Sub Seksi Pemeliharaan Aset KPH Cepu, Imam Wigusono Aji, tetap memberikan pelayanan dengan cara memperpendek rute. “Kalau biasanya sampai gubung payung, kini hanya sampai bok brosot saja, kalau sudah selesai diperbaiki, baru kembali rute normal,” katanya.


Tarifnya juga berkurang dari Rp 7 juta menjadi Rp 3,5 juta karena jarak yang ditempuh adalah setengahnya dari 22 km menjadi 11 km. Bahkan rencannya pada 28 Agustus mendatang ada kunjungan dari Jerman yang akan menggunakan paket wisata loko tour.


“Semoga saja, sebelum kedatangan mereka, perbaikan jembatan peninggalan sejarah itu sudah selesai, sehingga loko tour sampai di gubug payung,” harap Imam.


Padahal unggulan wisata dengan loko tour kalau tidak penuh sampai gubug payung tidak terasa nikmat dan kurang pas. (Gie)




Belanja Pegawai Tinggi, FTB Sebar Pamflet


BLORA, SRMeski sampai saat ini upaya Forum Transparansi Blora (FTB) untuk mengajak pemkab melakukan kerjasama dalam hal keterbukaan informasi public belum direspons, lembaga itu sudah mulai bergerak.


Sejumlah relawan disebar untuk memasang poster informasi berbagai hal di Blora. Salah satunya adalah soal APBD.


‘’Semua warga agar tahu kalau sampai hari ini, APBD Blora yang paling banyak untuk belanja pegawai. Sedangkan untuk belanja langsung kepada rakyat masih kecil,’’ ujar Sekretaris FTB Blora Lilik Yulianto.


Dalam poster yang dipasang itu, menunjukkan APBD Blora mulai 2006-2008 lalu. Besarnya biaya untuk belanja pegawai sangat tidak imbang dibanding belanja publik.pada APBD 2006 misalnya, belanja pegawai mencapai Rp 254,9 miliar, sedangkan belanja pembangunan hanya 58, 1 miliar. Pada APBD 2007 juga demikian, dana belanja untuk pegawai naik Rp 337,5 miliar dan belanja untuk pembangunan hanya Rp 112,1 miliar.


Sedangkan tahun 2008 APBD menyebutkan dana belanja pegawai sebesar Rp 400 miliar sedangkan belanja pembangunan hanya Rp 158,5 miliar.


‘’Ini sangat ironis. Masyarakat perlu tahu itu, sehingga juga tahu kenapa insfrastruktur di Blora ini amburadul,’’ tandasnya.


Selain soal APBD, poster yang dipasang adalah soal sosialisasi mengenai berbagai hal. Seperti soal undang-undang keterbukaan informasi publik (KIP) serta berbagai undang-undang lainya, termasuk soal pendidikan. Dengan poster itu, diharapkan masyarakat tahu, dan akan menjadi lebih kritis terhadap kondisi yang tidak sesuai.


Seperti poster soal APBD itu, masyarakat akhirnya tahu. ‘’Sebenarnya APBD itu untuk siapa to,’’ tambah tandas Lilik Yulianto.


Poster itu bukan hanya dipasang di tempat-tempat umum di perkotaan, namun juga akan disebar di 16 kecamatan di Blora. FTB, kata Lilik ingin agar keterbukaan informasi itu juga dinikmati semua lapiran masyarakat. (Gie)



Pelecehan Seksual

Siswi Kelas 2 SD Jadi Korban

BLORA, SR Rumah terbuat dari kayu jati itu nampak sepi, saat SR sampai di halaman rumahnya. Tidak ada aktivitas apa-apa. Seperti kebanyakan rumah warga desa lainnya, bagian halaman yang luas dipakai untuk memelihara sapi atau kambing miliknya.


Itulah rumah korban pencabulan dilakukan oleh Hw (14) terhadap Melati (nama samaran) (7) , membuat gregetan warga di Dusun Tegalabe, Desa Bangoan, Kecamatan Jiken, Blora. Pasalnya korban Melati masih anak kecil, karena baru duduk di kelas II SD.


Kasus ini, saat ini telah telah di tangani oleh pihak kepolisian. Sementara Melati dan keluarganya melakukan pemeriksaan di RSUD Blora untuk melakukan visum dokter, setelah sebelumnya juga memeriksakan di puskesmas terdekat.


Keterangan berhasil dihimpun SR dari kelurga korban, pelecehan itu terungkap saat, Melati menceritakan kepada neneknya Karsi (50) soal sakit dikemaluannya saat buang air kecil, setelah di perkosa oleh Heribowo. Mendengar hal itu Karsi kaget dan langsung memberitahukan kepada Ibu kandung Melati, Juati (35).


“Putuku crito nek pernah di perkosa karo Heri sak kancane, trus nek arep kencing ngaku kroso nyeri lan loro mas, terus aku kandake karo ibune,” ujar Karsi didampingi suaminya Wariyo (60), yang tinggal di samping rumah korban.


Menurut Karsi, cucunya menceritakan sekitar 10 hari yang lalu, bahkan mengaku dua kali diperkosa oleh Heri. Dalam melakukan aksinya, ternyata Heri tidak sendirian, dia dibantu dua orang temannya, Andik dan Pupung. Ironisnya dua orang ini masih kelas dua SD, mereka saat kejadian hanya kebagian memegangi paha Melati.


Lanjut dia, saat kejadian cucunya saat itu dibekap mulutnya agar tidak bisa teriak, sementara tangan dan pahanya dipegangi oleh teman pelaku. Perbuatan bejat itu dilakukan di rumah warga setempat yang saat itu sepi. “Malah diancam barang, makane mboten wani crito-crito,” katanya.


Setelah tahu cerita itu, Ibu korban Juati (35) langsung menemui orang tua pelaku yang masih satu dusun. Awalnya menurut Karsi, pelaku mengelak kalau telah memperkosa Melati. Namun setelah beberapa hari akhirnya mengakui perbuatannya. Kemudian keluarga korban langsung melaporkan hal itu kepada pihak yang berwajib.


“Keluarga ngih langsung lapor polisi, soale sampun ngrusak putu kulo, nek polsek mboten ditanggapi, langsung lapor polres, putuku soale sak iki isin karo konco-koncone,” ungkap Wariyo.

Pihak keluarga, lanjut Wariyo menginginkan agar pelaku, mendapatkan hukuman yang setimpalkarena perbuatannya, karena telah membuat cucunya menderita.


Sementara itu, ketika di konfirmasi pelaku Heribowo tidak ada ditempat dan sedang sekolah. Kedua orangtuanya Liswono dan Ngatini mengaku pasrah dan menyerahkan proses hukum atas perbuatan anaknya.


“Namanya juga anak mas, tetap dibela, biar proses hukum yang berjalan,” kata Liswono ayah pelaku.


Terpisah Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Blora, Amin Faried, sangat prihatin atas pelecehan seksual yang melibatkan anak-anak yang masih kecil. Terlebih korban yang masih kelas dua SD.


“Kami mengecam keras tindakan itu, pelaku harus diproses yang tegas meskipun dia juga masih anak-anak, sangat disayangkan momentum hari anak 23 Juli dinodai dengan perbuatan yang tidak sepantasnya,” tegas Amien. (Gie)



18 Pertandingan, 14 Kali Menang

Dicari, Korban Berikutnya


BLORA, SR – Setelah melakoni 18 laga uji coba Laskar Haryo Penangsang Persikaba Blora membuat rekor fantastis dengan mencatat 14 kemenangan, 3 kali seri dan hanya sekali kalah.


Satu-satunya kekalahan diderita Budiana cs saat bertandang ke Stadion Letjend Soedirman, Bojonegoro melawan tim peringkat 10 Divisi Utama Persibo Bojonegoro.


Kekalahan itu terjadi ketika pada babak kedua anak asuh Bonggo Pribadi kebobolan dua gol setelah pada babak pertama sempat menahan imbang 0-0.


”Saat itu libero andalan kita, Nugroho Ardryanto mengalamai cedera sehingga ditarik keluar pada menit ke-15. Itu sangat mempengaruhi pertahanan kami,” ungkap Asisten Manajer Persikaba, Abdul Muiz.

Pasca kekalahan dari Persibo pada 20 Mei lalu, Laskar Haryo Penangsang tidak pernah kalah di 11 partai yang dijalani.


Bahkan dalam tiga laga away Persikaba juga mencatat dua kali kemenangan, masing-masing 2-1 saat bertandang ke Stadion Bahurekso Kendal melawan tuan rumah Persik Kendal dan memalukan tuan rumah PPLP Jateng (dulu Diklat Salatiga, red) 1-0 di Lapangan Batalyon 411/Salatiga, Jumat (24/7) lewat gol striker Arfi Sukmawan.


Dalam urusan mencetak gol, barisan depan Persikaba juga cukup ampuh dengan catatan 32 gol dalam 18 kali laga. Artinya 1,77 gol dihasilkan tim ini tiap pertandingan.


Pertahanan Persikaba yang digalang libero andalan Nugroho Ardryanto, duet stoper Febi Sofi dan Sukarmanto ’Togog’ juga menjadi benteng yang kokoh. Dari 18 laga, penjaga gawanng Tulus Sapmoko hanya 5 kali kebobolan.


Catatan rekor fantastis ini mendapat apresiasi dari insan sepak bola di Kota Sate. Bambang Prihantoro, tokoh sepak bola Kunduran menilai kunci sukses selama laga uji coba terletak pada kejelian manajemen dalam rekutmen pelatih dan pemain. Bambang merinci pembelian sejumlah pemain jadi yang pernah bermain di ajang Superliga menjadi kunci permainan tim.


Datangya mantan pemain Persitara Jakarta Utara Nugroho Ardryanto, mantan gelandang PSIS Ahmad Zaini, mantan striker tim nasional Indriyanto Nugroho, mantan pemain PSS Sleman Febi Sofi menjadi kunci utama.


Selain itu pengurus juga dinilai jeli dengan mengajak kembali pemain-pemain terbaik Blora untuk membela daerah asalnya. ”Tulus Sapmoko, Sukarmanto Togog, Hariyanto Jendil, Dian Jambul Kristanto, M Budiana adalah pemain-pemain terbaik Blora yang musim lalu membela klub lain, namun tahun ini mereka kembali ke Blora” terangnya.


Terkait pengunduran jadual kompetisi dari 19 Juli menjadi 4 Oktober, Bambang berharap agar pengurus memberikan libur maksimal 10 hari kepada pemain. Ini perlu dilakukan untuk menghindari kejenuhan latihan selama 4 bulan tanpa kompetisi. Dia menyarankan libur sebaiknya digelar pada awal puasa.


Untuk lawan uji coba berikutnya sebaiknya perlu diperbanyak pertandingan melawan tim divisi utama, dan divisi satu. Sedangkan melawan tim level di bawahnya (divisi II, III), sebaiknya dikurangi.


”Saya yakin tim ini lolos putaran kedua. Pada putaran kedua itulah tim yang kita hadapi makin berat,” ungkapnya.


Menanggapi harapan publik, Abdul Muiz menyatakan Persikaba sudah meliburkan pemain sejak Selasa (28/7) selama enam hari. Untuk uji coba terdekat pihaknya merencanakan melawan tim Divisi I PSTK Kota Tarakan, Kalimantan Timur dan Persibo Bojonegoro di Stadion Kridosono. (*)

Tidak ada komentar: