tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Selasa, 25 Agustus 2009

SR Edisi 75 - RENCANA FOKUS

Fokus
Pelantikan DPRD tanggal 27 AGUSTUS ?

BLORA, SR.- Polemik kapan anggota DPRD baru hasil pileg 2009 akan dilantik masih menjadi teka-teki dimata para anggota dewan terpilih.

Demikian juga dikalangan eksekutif masih juga belum bias mengatakan secara pasti kapan pelantikan anggota DPRD baru terlaksana. Seperti halnya Asisten 1 Pemkab Blora Bambang Darmanto saat ditemui SR (20/8) mengatakan belum bisa memastikan waktunya.

Demikian juga Plt Sekwan Didik Lukardono kepada SR juga mengatakan yang hampir sama. Dia membenarkan bahwa jadwal pelantikan memang belum jelas. “Kemungkinan tanggal 27 atau 28 Agustus,” katanya (24/8) lalu.

Meski tidak gamblang, dia menyatakan saat ini masih ada persoalan administrasi yang belum beres.

''Memang masih ada beberapa yang harus diselesaikan. Kalau selesai mungkin segera dijadwalkan (pelantikan),'' ungkapnya.

Sementara itu, beberapa caleg terpilih saat dihubungi mengaku belum bersikap. Mereka memilih menunggu perkembangan yang ada. HM Kusnanto, caleg terpilih dari Partai Golkar, mengatakan bahwa pihaknya masih akan menggelar rapat dulu untuk mengambil sikap terkait gagalnya pelantikan anggota dewan baru.

Sama halnya dengan Abdullah Aminuddin dari PKB menyatakan, kegagalan pelantikan itu bisa berakibat pada implikasi politik dan hukum. Namun, ketua DPC PKB Blora ini masih belum mau menyebut secara rinci akibat politik dan hukum itu. ''Wacana sementara memang dari sisi politik dan hukum akan kita tempuh,'' katanya.

Bahkan Caleg terpilih lain yang cukup energik dengan kritikanya yakni Yantinah tampak sedikit pasrah. Kepada SR dirinya menyatakan terserah kapan waktu dirinya pelantikan. “Mau bilang apa, lha keadaanya memang begitu. Yang penting gaji kita terhitung bulang September bisa kami terima, walau dibayrakan kapanpun,” ungkapnya.

Lain halnya Seno Margo Utomo dari PKS, kepada SR menuturkan setelah tidak ada pelantikan 14 Agustus lalu, dia melakukan introspeksi kedalam

''Sebenarnya kami tidak hanya diam. Hanya gerakan kami memang tidak frontal,'' ujarnya.

Menurutnya, hasil rapat bersama yang membawa persoalan itu ke Pemprov Jateng dan Mendagri, sampai saat ini belum ada kabarnya. Dia mendengar penyelesaian surat pertanggungjawaban (SPJ) untuk berbagai kegiatan anggota dewan lama belum diselesaikan pihak setwan. Persoalannya, kata kader PKS ini, ada sejumlah bahan SPJ yang tidak ada.

''Bagaimana mereka mau menyelesaikan SPJ-nya kalau bahan tidak ada. Seperti misalnya untuk kunjungan kerja anggota dewan, laporannya banyak yang tidak ada,'' imbuhnya.

Karena itu, dia menduga, persoalan pelantikan ini masih akan berlarut-larut. Dia sangat berharap partai-partai besar seperti Golkar, PD, PKB atau PDIP yang bakal menjadi pimpinan di DPRD juga terus bergerak. Jika gerakan itu dilakukan bersama-sama, kata dia, maka segera menemukan titik terang.

“Secara personal kita masing sering komunikasi untuk membahas langkah selanjutnya,'' ujarnya.

Selama ini, menurut Seno, Ketua DPRD Warsit menyatakan kalau pelantikan akan dilakukan akhir bulan Agustus ini. Namun, melihat gelagat yang berkembang, dia tidak yakin kalau 31 Agustus nanti anggota dewan baru bisa dilantik. Sebab, persoalannya saat ini bukan pada waktu. Melainkan soal tuntutan pencairan hak sejumlah anggota dewan lama.

''Teman-teman masih menunggu sampai akhir bulan. Yang perlu kita sikapi adalah setelah 31 Agustus itu langkah apa yang akan dilakukan. Itu penting,'' tuturnya.

Karena itu, dia mengaku saat ini sedang koordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya. Komunikasi dengan banyak pihak juga dilakukan, mulai dari birokrasi hingga penegak hukum. Sampai saat ini, menurut Seno, para calon wakil rakyat itu masih memegang komitmen untuk kompromi. Artinya, masih mempunyai batas kesabaran untuk menunggu semua proses administrasi di DPRD selesai.

''Ya, minimal sampai 31 Agustus itulah. Setelah itu, tunggu saja gerakan kami,'' ancamnya.

Ditempat terpisah ketua DPRD Blora HM Warsit ketika dikonfirmasi beberapa kali selalu mengatakan jawaban yang sama. Bahwa pelantikan bisa dilakukan sewaktu-waktu asal hak-hak yang harus diterima anggota DPRD harus dipenuhi eksekutif dulu.

Warsit yang juga salah satu orang terkuat di Blora ini, juga menjelaskan bahwa pelantikan anggota DPRD harus melalui tahapan-tahapan sebelum diparipurnakan, diantaranya Panmus. Padahal sampai saat ini dirinya belum mengadakan Panmus tersebut.

Dia juga mencontohkan Pemberhentian jabatan seorang Bupati adalah akhir bulan. Sedang untuk anggota dewan berdasarkan perundangan yang berlaku, adalah selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima SK.

“Kalau SK Gubenur dikeluarkan bulan Juli maka pelantikanya adalah bulan berikutnya yakni Agustus dan itupun akan saya lakukan akhir Agustus,” tegas Warsit.

Disisi lain Amin Faried ketua Forum Transparansi Blora justru menekankan pentingnya koordinasi eksekutif dibawah pimpinan Bupati Yudhi Sancoyo dengan Legislatif pimpinan Warsit tentang penyelesaian administrasinya dengan hati yang dingin.

“Mungkin solusi yang tepat adalah adanya perjanjian hitam diatas putih, terutama terkait dana, andai sampai akhir Agustus belum cair,” jelas Amin.

Alasanya cukuplah sederhana, untuk memenuhi tuntutan anggota DPRD baru yang belum dilantik. Dan juga untuk memenuhi konsekwensi dari batas waktu, dalam hal ini Bulan Agustus seperti yang diinginkan ketua DPRD HM Warsit.
“Saya yakin bila hal ini terpenuhi niscaya pelantikan sebelum atau setidaknya 31 Agustus akan dapat terlaksaana,” tegas Amin Faried. (Roes).





Fokus Samping

Wahono ( Ketua Panwaslu Blora)
Pelantikan Dewan Gagal – Panwaslu Laporkan Bawaslu

BLORA, SR.- Wahono selaku ketua Panitia Pengawas Kabupaten (Panwaskab) Blora melaporkan gagalnya pelantikan anggota DPRD Blora. Caleg terpilih hasil pileg 2009 dilaporkan ke Bawaslu dan ditembuskan ke Panwaslu Provinsi Jateng.

Menurut Ketua Panwaskab Blora Wahono, laporan itu terkait tidak dilaksanakannya SK gubernur Jateng yang mengamanatkan pelantikan anggota dewan baru pada 14 Agustus lalu.

''Salah satu tugas panwaskab adealah juga mengawasi pelantikan atau peresmian anggota DPRD baru,'' katanya.

Sesuai perhitungan, lanjut dia, masa jabatan 60 bulan bagi anggota dewan periode 2004-2009 habis pada 14 Agustus lalu. Sebab, para wakil rakyat itu dilantik pada 14 Agustus 2004. Karena itu, SK gubernur yang mengamatkan pelantikan 14 Agustus lalu harus dilaksanakan.

''Implikasi tidak dilaksanakan SK Gubenur tersebut, kami laporkan apa adanya bahwa diBlora memang ada kejadian seperti itu,'' tegas Wahono.(Roes)



Bambang Susilo ( Caleg terpilih Partai Demokrat)
Berharap Paling tidak 31 Agustus

BLORA, SR.- Seperti diketahui awal bulan Agustus lalu sebagian besar anggota dewan terpilih pileg 2009, mengadakan pressure ke DPRD agar ketua Dewan segera melakukan pelantikan, namun tak membuahkan hasil.

Untuk itulah selanjutnya mereka tak begitu antusias terhadap kapan waktunya pelantikan dirinya.

Bambang Susilo caleg terpilih dari Demokrat ketika dikonfirmasi enggan mengeluarkan stetemen yang nantinya justru akan menjadikan pelantikan molor lagi.

“Saya tidak komentar dulu saja mas, nanti kalau komentar justru malah bikin molornya pelantikan,” kata Bambang.

Namun dia berharap agar hak-hak anggota dewan lama segera dibayarkan. Seperti halnya Pengembalian Uang Purnabakti yang kasusnya sudah divonis tidak bersalah, dan dana Kunjungan Kerja yakni dengan menyelesaikan administrasi pencairan dananya.

Ketika ditanya kapan waktu penyelesaiannya, dirinya tidak bisa memastikan. “Bisa jadi minggu ini dan paling tidak sebelum 31 Desember,” tambah Bambang Susilo. (Roes)




Suningsih (Caleg terpilih Partai Golkar)
Prihatin atas keadaan ini

BLORA, SR.- Caleg terpilih dari dapil 1 Blora, Suningsih tanpa tebeng aling-aling mengatakan sangat prihatin keadaan di Blora saat ini.

Mulai dari penetapan APBD yang setiap tahunnya selalu mendapat ranking terbuncit seluruh Indonesia, sampai jelang pelantikan dirinyapun belum jelas waktunya.

“Kalau benar pelantikan 31 Agustus kebangeten, saya pribadi sangat prihatin dengan keadaan Blora saat ini. Masak pergantian DPRD harus buat sensansi masuk MURI lagi sebagai kabupaten terbuncit pelantikanya,” kata Suningsih.

Menurut kandidat sekretaris fraksi Partai Golkar ini masyarakat Blora sudah mengharap dan menunggu perubahan Blora kedepan. Bahkan mereka sangat berharap banyak supaya Blora kedepan jauh lebih baik dibanding sekarang ini.

Suningsih juga mengaku tidak mau mencari kambing hitam terhadap permasalahan kabupaten Blora selama ini. Akan tetapi bagaimana mencari pemecahan suatu masalah yang terbaik bagi semua pihak.

“Mbok dirembuk sing apik-apik, Jare wong jowo unen-unene ono rembug yo di rembug bareng-bareng, ojo asal pokok-e,” ungkapnya dalam bahasa jawa.

Suningsih juga menambahkan, dirinya sangat yakin andai kedua pihak yakni eksekutif maupun legislatif ditahun mendatang dapat dapat bekerjasama dengan baik. “Dan inilah keyakinan saya pembangunan Blora kedepan jauh lebih baik dari pada yang lalu,” iambah Suningsih. (Roes)

Tidak ada komentar: