tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Minggu, 29 Maret 2009

SR edisi 64 - LINTAS BLORA & OLAH RAGA

Ingin Baca ......??..? Klik Gambar ....!..!...!



Seleksi Pemain Persikaba
101 Pelamar, 23 Terjaring
BLORA, SR - Gerak cepat dilakukan manajemen Persikaba untuk mengikuti Kompetisi Divisi I tahun ini. Setelah mengadakan seleksi sejak Rabu (18/3) lalu, manajemen segera melakukan negosiasi harga kepada 19 pemain yang direkomendasikan pelatih.
Ke-19 pemain yang direkomendasikan pelatih adalah Tulus Sapmoko (kiper/Cahaya Laut Ngawen), Catur Bintara (kiper/Persikotas Tasikmalaya, Sukisno, Masturi (bek/Tunas Muda Jepon), AR Sujono (bek/eks Persikaba/Subur Jaya Blora), Sukarmanto (bek/eks Persikaba), Friyan Eko Yuwono (bek/eks Persikaba/AC Bola), Andri Mulyono Jati (bek/Cahaya Laut), Nugroho Aji (Persipa Pati).
Untuk posisi gelandang yang direkomendasikan diantaranya Feri Haryadi (PS Bank Sumsel), Heriyanto (Cahaya Laut Ngawen), Ahmad Zaini (PSIS Semarang), Untung Sudrajat (Persik Kendal), Anang Dwita (eks Persikaba), M Budiana (Persipur Purwodadi).
Striker luar Blora mendominasi deretan nama yang direkomendasikan. Arfi Sukmawan (Persekam Kabupaten Malang), Alamsyah (Persiko Kota Baru, Kalimantan Selatan), dan Haryanto (PSSA Asahan, Sumatera Utara). Satu-satunya striker lokal yang masuk adalah Dian ‘Jambul’ Kristanto (PSSM Magelang).
Selain 19 pemain inti, pelatih juga menyodorkan empat nama pemain berbakat untuk magang tahun ini. Mereka terdiri dari Ulin Nuha (gelandang/Subur Jaya), Mustari (striker/Tunas Muda), Abdul Aziz (gelandang/Subur Jaya), dan Erik Ardiles (eks Persikaba).
Terkait masuknya delapan pemain luar Blora, Asisten Manajer Bidang Administrasi, Abdul Muiz menyatakan, hal ini sesuai komitmen manajemen baru yang memprioritaskan pemain lokal. “Kita awalnya mengundang 42 pemain lokal hasil Liga Pengcab PSSI. Hasilnya ada 11 pemain lokal yang masuk,” terangnya.
Selain 42 pemain lokal, seleksi yang berakhir Jumat (27/3) juga diikuti 59 pemain luar Blora. Sebagian besar diantaranya pernah memperkuat Persikaba diantaranya Herifianto, Wasiyanto ‘Gondrong’, Eko Sukariyanto, Isman Hadi, Taufik Permadi, dan Yuli Harmoko.
Aiz menambahkan, belum tentu semua pemain yang direkomendasikan pelatih bakal direkrut semua. Alasannya, jika pemain yang direkomendasikan tawaran harganya terlalu tinggi, maka otomatis manajemen akan melepas pemain tersebut.
Disinggung siapa saja pemain yang sudah mencapai kesepakatan harga, Aiz enggan menjelaskan. “Baru sekitar 40% pemain yang telah mencapai kesepakatan, kita lihat perkembangan selanjutnya,” paparnya kepada SR, Senin (30/3) di Kantor Persikaba, Komplek GOR Mustika Ruko Barat. (Ss)
Iftitah NW
Satpam wanita pertama di Blora
Tidak Malu Berprofesi Satpam
BLORA, SR - Mungkin profesi Satuan Pengamanan atau lebih beken disebut Satpam, bagi seorang wanita adalah suatu hal yang kurang diminati. Lain halnya dengan profesi polwan yang saat ini mulai banyak peminatnya.
Namun tidak demikian halnya cewek bernama Iftitah NW, yang menganggap profesi Satpam bagi dirinya adalah hal penuh tantangan.
“Sejak kecil saya tidak punya pikiran untuk menjadi Satpam, ee…e setelah saya geluti 3 bulan terakhir, ternyata tugasnya penuh tantangandan tanggung jawab yang besar,” katanya.
Cewek yang sebelumnya pernah kerja sebuah gerai seluler di Semarang ini, cukup simpatik ketika diajak bicara.
Bahkan saat SR menanyakan apapun, selalu dijawab dengan jelas dan tegas, tanpa malu-malu. “Mas wartawan apa benar Satpam wanita pertama di Blora aku, kalau benar aku justru bangga. Bukannya justru malu seperti yang mas tanyakan,” tanya Iftitah pada SR.
Cewek kelahiran Purwodadi ini saat di SMA dulu penggemar berat olah raga basket. Berulang kali setiap ada kesempatan atau pertandingan basket di daerahnya selalu diikutinya. Walaupun tidak pernah juara pertama, namun dirinya bangga bisa mewakili sekolahnya pada setiap even olah raga ini.
“Aku bangga bisa menyalurkan hobi basketku, apalagi membawa nama sekolah. Itulah kebahagian dan kebanggaanku,” kenang cewek pemilik tinggi 167 cm ini. Saat ini cewek berzodiak Aries ini hanya berharap, semoga dalam menjalankan tugasnya tidak mendapat rintangan yang berat baginya. (Roes)
Bidik Atlit Sejak Dini
BLORA, SR - Untuk mempersiapkan lebih dini jelang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat yang akan diselenggarakan pertengahan tahun ini, Perguruan Tapak Suci (TS) adakan penjaringan atlit lebih awal. Sekitar 200 pesilat putra putri, perwakilan dari masing-masing kecamatan di Blora mengikuti kejuaraan Tapak Suci ke IX ini.
Kejuaran itu sendiri sebagi penjaringan atlet guna memilih wakilnya yang akan dikirim ke tingkat propinsi. Hal itu diungkapkan ketua panitia Supriyanto saat ditemui SR di sela-sela pertandingan, Minggu (15/3) lalu.
“Ke 200 pesilat tersebut pilihan dari masing-masing kecamatan. Kecuali Kunduran yang tidak mengirimkan atletnya,” kata Supriyanto.
Kejuaraan tingkat kabupaten itu sendiri terbagi dalam 36 kelas pertandingan, baik seni maupun laga. Tingkat pra remaja (SD & SMP) juara umum diraih wilayah perguruan silat TS Kecamatan Randublatung yang diwakili dari gabungan SD dan SMP di wilayah itu.
Sedang tingkat remaja diraih cabang TS SMK Muhammadiyah Blora setelah sebelumnya bersaing ketat dengan cabang TS SMA 2 Blora. Sementara untuk penguasaan tehnik Seni Silat putra juara pertama diraih siswa SD Kedung Jenar 1 Blora atas nama Mughnii Septindra Kharisma, setelah menyisihkan 52 pesilat lainya.
Pertandingan ini menurut Dewan Pelatih TS Kabupaten Blora Sumarno, adalah sebagai langkah awal mempertahankan beberapa predikat juara ditingkat propinsi. “Ini merupakan langkah awal persiapan kami, untuk mempertahankan juara propinsi yang tahun lalu diraih beberapa pesilat,” ungkapnya. (Roes)
Mr X tidak bersunat
CEPU, SR - Seorang laki-laki tanpa identitas ditemukan membujur kaku di depan Taman Makam Pahlawan Nglajo, Cepu, Jumat (20/3) pukul 15.30 WIB. Menurut Sutrisno (55) juru kunci makam Girilayu Nglajo, laki laki (Mr X) itu sudah berada disekitar TKP selama empat bulan sebelum akhirnya meninggal dunia.
Mr X yang diperkirakan berumur 70 tahun dengan tinggi badan 167 cm dan berat sekitar 45 kg ini ditemukan dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, Tubuhnya sangat kurus, hanya tinggal tulang berbalut kulit, rambut dan jenggotnya putih dan semasa hidup hanya bisa ngesot bila berjalan.
Kapolsek Cepu, AKP Yaban, SE bersama anggotanya langsung memberikan tindakan yang diperlukan untuk menangani penemuan mayat tanpa identitas ini. Lurah Cepu, Martono, S.Sos dibantu warga sekitar turun langsung merawat mayat hingga memakamkannya di TPU Nglajo Cepu.
“Biaya pemakaman mayat ini ditanggung warga sekitar yakni RT 4/RW VIII Cepu,” kata Martono diamini H.On Sugiyono Ketua RT setempat. “Kami membiayai secara swadaya, dan spontanitas warga sekitar memberikan sumbangannya,” ujar On kepada SR.
Menurut salah seorang petugas, Suyatno (50) sebenarnya mayat itu sepuluh hari sebelumnya ditemukan sudah mati. “Waktu itu Mr X sudah mati tetapi saat kami mengangkatnya dia hidup lagi, mungkin ketika itu mati suri,” katanya.
Selain mayat itu, di TKP ditemukan dua buah bantal, selimut putih bergaris hitam, warung warna merah putih, 3 botol aqua tanggung dan dua buah kaos warna putih. Selain itu ternyata mayat itu dalam keadaan tidak bersunat. (Agt)

Tidak ada komentar: