tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Minggu, 05 April 2009

SR edisi 65 - FOKUS

BACA ................... . . . . KLIK aja GAMBAR


FOKUS
Kusnanto ataukah Tomo Ketua DPRD Blora
BLORA, SR –
Hanya dalam hitungan hari lagi, ketua DPRD Blora periode 2009-2014 akan segera terpilih. Dua kandidat sudah muncul di kalangan masyarakat luas, Hartomi Wibowo ketua DPC PDIP dan Kusnanto Sekretaris DPD Partai Golkar Blora.

Kedua tokoh tersebut sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Kabupaten Blora, mengingat mereka dari dua partai besar penguasa dewan. Tepatnya tanggal 9 April 2009 itulah masa depan Blora ditentukan oleh pilihan masyarakat.

Mengapa kedua nama tersebut yang harus dimunculkan? Menurut Amin Faried, direktur BCC karena selama reformasi, kedua partai tersebut yang menguasai sebagian kursi DPRD Blora ini. “Untuk Blora memang basisnya partai nasionalis, logikanya partai yang berbasis nasionalislah yang nantinya terbanyak mengisi kursi dewan,” kata Amin.

Pertimbangan kedua menurut pria asal Jepon ini, masyarakat Blora yang sebagian besar pemilihnya tersebar di pelosok sudah tak asing lagi dengan nama Golkar dan PDIP. “Terlepas mampukah rakyat Blora di pedesaan menggunakan hak pilihnya dengan model centang ini, Kedua partai inilah bertahun-tahun selalu terdengar dan dilihatnya,” jelas Amin.

Ketika didesak partai apa dan siapa yang nantinya menduduki kursi no 1 di DPRD Blora, Amin menjawab diplomatis. Bahwa kesemuanya tergantung bagaimana para caleg kedua partai tersebut merebut simpati masyarakat. “Yang jelas baik PDIP maupun Golkar saya yakin sudah siap dana, karena mereka telah lama di DPRD,” ungkapnya.

Memang saat ini nomor urut bukan jaminan, jadi yang terpenting siapa caleg yang sering sosialisasi kemasyarakat itulah yang akan terpilih, lanjut Amin.
Lain lagi apa yang diungkapkan kalangan guru, mereka sebagian besar menjagokan Kusnanto akan duduk sebagai ketua DPRD Blora. Alasan mereka cukup sederhana, yakni pada pilgub lalu calon Golkar unggul di Blora. “Disamping itu lingkungan birokrasi sangat loyal pada pimpinan daerah, dan itu sudah bukan rahasia lagi,” kata Totok diamini 3 guru yang lain.

Sementara di kalangan pedagang pasar Blora, yang ditemui SR secara acak justru menjagokan PDIP akan memenangi pileg Blora. Sehingga secara tak langsung mereka Hartomi Wibowo nantinya menurut mereka akan duduk di Kursi DPRD Blora. “Aku jagokan PDIP nya, Pak Tomo akan jadi Ketua DPRD Blora,” kata Ngatmi didampingi 4 temannya, di pasar Induk Blora Selasa (31/3) lalu.

Di tempat terpisah H Haryono SD, salah satu caleg propinsi dari partai Golkar no urut 4, memprediksi Golkar akan unggul di Blora. Atas keunggulan inilah maka sesuai UU yang berhak menduduki kursi ketua dewan adalah kader Golkar.

Namun demikian Haryono yang juga mantan Lurah Kauman ini, meminta agar masyarakat berpikir secara jernih, sebelum menentukan pilihanya. “Pilihlah caleg yang menurut lubuk hatinya terbaik, yang mengerti dan peduli daerahnya,” ungkapnya.

Dia juga menggarisbawahi bila melihat perkembangan politik sejak tahun 1971 sampai dengan sekarang ini, belum ada satupun anggota DPRD Jateng yang berasal dan domisili di Blora. Untuk itulah dia memberanikan diri sebagai caleg DPRD Jateng, dan siap membawa aspirasi masyarakat Blora yang selama ini selalu putus di tengah jalan.

“Yang saya harapkan hanya dukungan masyarakat dapil III khususnya warga Blora, untuk mencoret namanya, karena saya satu-satunya caleg propinsi cah Mbloro asli,” tandas Haryono SD. (Roes)



Yudhi Sancoyo
Bupati Blora
Pilihan Anda tentukan Tatanan Blora
BLORA, SR –

Banyaknya masyarakat Blora yang tinggal di pedesaan dengan tingkat pendidikan yang rendah, ternyata menjadi perhatian Bupati Blora, RM Yudhi Sancoyo. Bupati Blora ke 26 ini sangat yakin, walaupun masyarakatnya tingkat pendidikanya rendah, tetap akan menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 April mendatang.

Untuk itulah dia berharap masyarakat dalam mensukseskan Pileg 2009 ini, walau dirinya menilai pemilu saat ini merupakan pemilu tersulit di dunia. “Saya berharap agar masyarakat Blora menggunakan hak pilihnya, dengan memberi tanda centang pada caleg yang mereka percaya,” kata Yudhi.

Menurut Yudhi dengan partisipasi masyarakat dengan menggunakan hak pilihnya, berarti mereka sudah ikut berperan terhadap penataan Blora ke depan. “Dengan menggunakan hak pilihnya, secara tak langsung masyarakat akan ikut nerpartisipasi dalam tatanan demokrasi,” ungkapnya.

Disisi lain Bupati Blora ini berpesan agar masyarakat Blora menggunakan pikiran yang jernih dalam menentukan pilihannya. Karena pilihan masyarakat akan menentukan kemakmuran masyarakat Blora ke depan, yang tentunya akan diperjuangkan melalui wakil rakyat yang mereka pilih.

“Dengan memilih wakil rakyat yang dipercaya, akan menjadikan demokrasi dihormati. Sejatinya kekuasaan ada ditangan rakyat. Satu suara anda juga menentukan tatanan Blora ke depan,” tandas Yudhi. (Roes)

Sri Agustina
Wakil Ketua PAC PDIP Cepu
PDIP Tetap Penguasa DPRD

BLORA, SR –
“Saya tetap pegang PDIP yang unggul di Blora. Mengapa saya seoptimis ini karena masyarakat khususnya Cepu dan sekitarnya sudah mendarah daging pada partai pimpinan Bu Mega,” kata Sri Agustina, Wakil Ketua PAC PDIP Cepu.

Meneurut dia, di samping karisma dari Megawati, PDIP diuntungkan dengan nama besar proklamator RI yang juga presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno. Terlebih pernyataan Megawati yang menyatakan partainya oposisi terhadap pemerintah juga akan menambah simpati para pemilih. “Masyarakat Blora khususnya Cepu dan sekitarnya yang selama ini seperti dipinggirkan, tentunya akan berupaya membawa aspirasinya agar didengar pemerintah daerah. Saluran aspirasi yang tepat yakni PDIP,” jelas Agustina.

Ketika ditanya berapa perkiraan perolehan suara PDIP seluruh Blora, Wakil ketua PAC PDIP Cepu ini menjawab 14 kursi. Analisa dia dengan 14 kursi sudahlah cukup untuk memenangkan partainya di Blora.

“Realitis saja, pemilu kali ini menggunakan perhitungan suara terbanyak caleg, sehingga siapa caleg dan dari mana partainya akan berusaha mencari dukungan terbanyaknya. Angka 14 sudah cukup untuk mendudukan kadernya sebagai ketua DPRD Blora,” ungkapnya. (Roes)

Ateng Sutarno
Dikertur LSM Wong Cilik

50 Persen Golput dan Suara tidak Sah
BLORA, SR –
Direktur LSM Wong Cilik Ateng Sutarno, juga tetap pada statemen semula bahwa tingkat pendidikan pemilih akan berdampak meningkatnya golput.

Asumsinya realitas masyarakat Blora terutama di pedesaan, banyak yang belum mengerti atau tidak tahu model pemilu kali ini. Di samping itu banyaknya para anggota DPR yang terlibat kasus korupsi, menyebabkan masyarakat apatis terhadap pileg ini. “Hampir setiap hari TV selalu muncul berita korupsi oleh para anggota dewan, inilah salah satu penyebab apatisnya masyarakat terhadap pemilu,” ungkap Ateng.

Dia juga memprediksi golput dan suara tidak sah lebih dari 50 persen. Untuk itulah dia menghimbau agar KPU dan panwas agar tidak terlalu kaku menerapkan aturan. “ Fleksibel saja, Mereka mau datang ke TPS saja kita harusnya menghargai dan terima kasih. Jangan justru dipersulit. Apa berani mereka disebut gagal dan bersedia mundur, bila golput dan suara tidak sah diatas 50 persen,” tegas Ateng. (Roes)

Tidak ada komentar: