tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Sabtu, 04 April 2009

SR Edisi 65 - LINTAS KECAMATAN & PANTURA

















Gerbong BBM Pertamina Anjlok
Lalu lintas macet hampir satu jam
BLORA, SR
– Gerbong bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina anjlok di Cepu, Sabtu (28/3) sekitar pukul 11.30. Lokasinya anjloknya BBM yang tepat di perempatan jalan tersebut membuat lalu lintas macet hampir satu jam. Hal itu disebabkan 11 gerbong tersebut melintang di tengah jalan. Menurut warga setempat, kejadian seperti itu sudah sering terjadi. ‘’Seingat saya sudah lima kali ini,’’ ujar Suparno, warga setempat.
Bahkan, beberapa tahun lalu, gerbong BBM tersebut sempat mengalami tabrakan dengan sebuah mobil juga dirempatan tersebut. Karena tidak ada palang pintunya, lokasi tersebuat tergolong rawan. Akibat kecelekaan tersebut beberapa gerbong sempat meledak sehingga mengakibatkan kebkaran hebat yang meludeskan beberapa kios dan toko di sekitar lokasi.
Menurut Basilius Sudarjanto masinis lokomotif yang menarik gerbong tersebut, kejadian sekitar pukul 11.30. Saat itu dia baru saja menarik 16 gerbong kosong yang sebelumnya berisi BBM ke depo Cepu. Rencananya, gerbong tersebut akan ditarik ke stasiun Cepu kemudian melanjutkan perjalanan ke depo Pertamina Rowulu di Jogjakarta. Gerbong yang anjlok adalah gerbong nomor 11. ‘’Namun, berada di perempatan salah stu gerbongnya anjlok,’’ ujar masinis yang tinggal di Kelurahan Sidodadi Kecamatan Cepu tersebut.
Meski demikian, dia terus menarik gerbong yanga anjlok sampai di posisi aman, yakni di jalur rel di seberang jalan raya. Sementara, gerbong yang tertinggal di perempatan tetap melintang sehingga membuat lalu lintas macet. Karena kendaraan dari maupun arah ke Cepu tertahan. Pihak stasiun Cepu kemudian mengerahkan tenaganya untuk ’memreteli’ gerbong tersebut satu persatu.
Kemudian dengan dibantu masyarakat mendorong ke pinggir jalan. Karena harus dilakukan satu persatu dengan didorong dengan cara manual, sehingga, membutuhkan waktu hampir satu jam sebelum gerbong yang melintang itu bisa disingkirkan. Rangkain gerbong dibagi dua, yakni tujuh gerbong di utara perempatan dan empat gerbong termasuk gerbong yang rodanya anjlo didorong ke selatan perepatan. ’’Lima gerbong lainnya sudah bisa ditarik dengn lokomitif, sehingga hanya 11 yang tetinggal,’’ tambahnya.
Menurut masinis berusia 55 tahun itu, sebenarnya dia sudah sampai ke depo Cepu pada pukul 02.00 malam. Karena Pertamian tidak melayani bongkar pada malam hari, 16 gerbong yang dia bawa dari Rowulu itu dibongkar isinya pada pagi hari. Setelah semua isi dibongkar di depo Cepu, gerbong yang kosong ditarik ke luar. ’’Jadi langsirnya berkali-kali. Begitu kosong kita tarik kemudian disambung sampai semuanya selesai baru kita keluar dari depo,’’ terangnya.
Menurut karyawan PT KAI yang segera memasuk masa pensiun tersebut, diperkirakan anjloknya gerbong itu karena kondisi rel di perempatan yang tidak rata. Sehingga begitu dimuati beban lokomotif dan gerbongnya ada bagian yang ambles. Diperkirakan juga cuaca panas yang terik memengaruhi kondisi rel. Hanya, menurut dia, kejadian seperti itu sudah sangat sering dia alami.’’Sudah tidak kaget Mas. Saya sudah 12 tahun bergelut dengan hal-hal seperti ini,’’ tandasnya.
Begitu gerbong bisa dipinggirkan, petuga dari stasiun Cepu langsung dikerahkan untuk mengangkat gerbong yang anjlok tersebut. Menurut kakek empat cucu itu, dibutuhkan minimal satu jam untuk memosisikan gerbong ke posisi semula. Sampai siang kemarin, gerbong yang anjlok itu masih diusahakan untuk diangkat.’’Nanti kalau sudah selesai, kami cek kondisinya, kalau tidak ada masalah bisa jalan lagi. Kalau melihat kondisinya memang tidak ada masalah, setelah diangkat bisa jalan lagi,’’ tegasnya.(Tin)

Usia 85 Tahun, Sukardi Tetap Nyaleg
KUDUS, SR -
“Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, manfaatkanlah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu, manfaatkanlah masa hidupmu sebelum datang masa wafatmu”. Kalimat itulah yang dijadikan acuan dan semangat bagi seorang bapak berumur 85 tahun dalam memperjuangkan ide-idenya dan demi melanjutkan perjuangan para pendahulunya.
Adalah Sukardi A pria berpenampilan kalem namun cukup berwibawa ini walau usianya sudah mendekati angka 100 tahun, dia tetap konsisten dalam upaya menyelamatkan bangsa dari kehancuran moral dan kemiskinan.
Sebagian orang mungkin sempat mengira bahwa Mbah Kardi, demikian nama panggilanya, adalah Suharto (presiden RI ke II), atau mungkin mengira bahwa dia masih ada hubungan keluarga dengannya, karena memang wajah dan bodi fisiknya mirif dengan bapak pembangunan tersebut. Walau dia bukan Suharto dan juga tidak ada hubungan keluarga denganya. Namun konsep dan pemikirannya ada kesamaan.
Terbukti ketika ditanya apa konsep untuk menyelamatkan dan membangun bangsa ini, dia menjawab “Masyarakat harus dicukupi kebutuhan makannya mas, masyarakat kenyang negara pasti aman” demikian terangnya kepada SR, Kamis (2/4) lalu.
Selanjutnya dia terus menyampaikan motto perjuanganya dengan bahasa jawa yang khas “Nyandang Rapet, Mangan Wareg, Turu Anget, biso minterke bocah, lan kasarasane bocah, sama dengan sandang pangan dan papan tercukupi, kesehatan dan pendidikan terlayani.
Pria yang telah dikarunia 4 anak dan sudah memiliki cucu ini, memang memiliki sifat kebapakan dan pandai ngemong, karena sesungguhnya dia adalah mantan seorang guru. Dengan pengalamannya menjadi seorang guru tersebut. Walau umurnya sudah cukup tua dia masih meiliki semangat muda, sehat dan enegik.
Untuk memperjuangkan ide-ide besar tersebut, dalam pileg tahun April 2009 nanti akan maju menjadi caleg DPR RI melalui partai RepublikaN dengan daerah pemilihan meliputi Demak, Kudus, Jepara.
Sesuai dengan keinginan Tuhan bahwa kunci kemakmuran dan keamanan sebuah negara terletak pada bagaimana para pemimpin mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Konsep inilah yang dijadikan pijakan seorang Sukardi dalam memperjuangan nasib wong cilik “Ini selaras dengan ajaran Illahi Qs Al Quraisy ayat 4” yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.
Mbah Kardi bersama teman-temannya di Kudus, Jepara Demak melalui partai RepublikaN memiliki komitmen untuk memperjuangkan ide-ide besar tersebut dengan mengusung calon presiden Hamengku buwono X, karena mereka yakin HB adalah salah satu figur calon presiden yang tahu rakyat alit.
Semangat itu pula yang dijdikan strategi untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya di Kudus pada pemulu nanti. Adalah Sunarto teman dekat mbah Kardi yang asli warga Kudus, sebagai ketua Parta RepublikaN Kabupten Kudus, dia juga maju menjadi Caleg DPRD Kudus untuk dapil Kecamatan Kota dan Jati. Pria dengan perawakkan kecil ini menggunakan strategi kampanye dengan melakukan silaturahmi dari rumah ke rumah. “Demikin lebih efektif mas, langsung menuju sasaran,” terangnya. (Mad)

Tidak ada komentar: