tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Kamis, 17 September 2009

SR edisi 76- BLORA - PENDIDIKAN & OLAH RAGA

Surat untuk Wakil Rakyat

Kalau niatnya berdagang, mungkin rugi. Tapi, kalau niatnya mengabdi pada rakyat sesuai janjinya, sudah lebih dari cukup. Banyak lho, yang berjanji, gajinya untuk rakyat. Rakyat menunggu bukti, bukan janji. Jangan kecewakan rakyat untuk kali ke sekian.

Awalnya, saya sempat kagum dengan kiprah anggota dewan hasil pemilu pascareformasi. Apa saja yang dianggap tidak benar disoal.

Kalau mau jujur, setelah lebih 10 tahun reformasi nasib rakyat masih jauh dari baik. Sekolah yang katanya gratis, nyatanya masih banyak tarikan. Berobat juga tidak murah. Pupuk sulit diperoleh, kalau toh ada, harganya mahal. Pengganguran tidak berkurang, bahkan PHK menghadang. Pak Amien Rais pernah menyampaikan saat pendirian Komite

Penyelamat Kekayaan Negara (KPKN) setahun lalu, kalau kondisi Indonesia tetap terpuruk.

Anggota dewan yang mestinya mengawal reformasi, menyelesaikan berbagai persoalan bangsa warisan Orde Baru, malah terlibat berbagai masalah. Selain korupsi berjamaah, tidak sedikit yang terlibat KDRT, pelecehan seksual/skandal seks. Selain itu, gemar kunker, yang asal muasalnya adalah porsi eksekutif.

Pada awal reformasi, pemerintahan baru mengeluarkan berbagai persyaratan ketat untuk kunker sehingga tak terkesan menghamburkan uang negara. Dalam praktik, walau persyaratan sudah terpenuhi, bila anggota dewan tidak setuju, kunker bisa gagal. Untuk menyiasati, eksekutif (departemen/dinas/instansi yang akan kunker) mengajak serta komisi di dewan yang membidangi.

Perkembangan selanjutnya, dewan diberi kewenangan mengatur keuangan sendiri. Anggaran kunker dibuat makin besar dan makin besar saja.

Kalau anggota dewan kunker sebenarnya, dinas/instansi sesuai bidangnya biasanya ikut serta, dengan anggaran masing-masing. Eksekutif juga sering kunker, hanya jarang diekspos. Anggaran kunker hampir pasti habis. Sisa ada, tapi tidak banyak. Di kalangan pejabat publik, ada kaidah tidak tertulis kalau anggaran tidak habis, dianggap tidak mampu membuat perencanaan.

Saya optimistis, anggota dewan mendatang dapat berbuat lebih baik dari hasil dua pemilu sebelumnya. Mengapa? Sekarang banyak muka baru, dengan gelar S1, S2, bahkan S3. Walau masih ada yang anggota dewan berijazah SLA, jumlahnya tidak banyak. Memang gelar bukan jaminan 100 persen asal dapat menimba hal-hal positif dan membuang jauh-jauh yang negatif ‘perilaku’ anggota dewan sebelumnya.

Semua tahu, untuk jadi calon legislatif sudah keluar uang yang jumlahnya tidak sedikit. Kulakan terlebih dahulu. Sebut saja, memasang baliho di pinggir jalan, pasang iklan di media cetak/elektronik, bahkan membeli acara televisi. Belum lagi sumbangan untuk partai, mencetak brosur/stiker, membuat kaus atau memberi uang saku untuk calon pemilih.

Kondisi yang demikian tidak salah kalau kemudian banyak anggota dewan berpikir seperti pedagang. Tapi jangan lupa, pedagang juga harus siap rugi. Kalau tidak siap, akan menjadi anggota dewan yang menghalalkan segala cara untuk mendapat untung. Kalau tidak ada laporan dari masyarakat/LSM ke Kejaksaan atau ke KPK, tidak apa-apa. Kalau sebaliknya?

Jadi, anggota dewan sekarang sudah cukup enak. Gaji puluhan kali lipat dibanding UMR di Kota Jakarta sekalipun. Apalagi, jika dibanding UMR di Kabupaten Pacitan. Masih di tambah berbagai pendapatan lain-lain yang sah serta berbagai fasilitas seperti rumah dinas (paling tidak biaya untuk mengontrak), mobil dinas.

Mau bertemu konstituen diberi tunjangan komunikasi yang tidak kecil jumlahnya. Pakaian satu tahunnya empat stel. Pada awal-awal menjabat dibuatkan satu stel PSL (pakaian sipil lengkap). Di akhir masa jabatan, masih ada pesangon. Pokoknya, mak syuuslah. Apa masih kurang?

Kalau niatnya berdagang, mungkin rugi. Tapi, kalau niatnya mengabdi pada rakyat sesuai janjinya, sudah lebih dari cukup. Banyak lho, yang berjanji, gajinya untuk rakyat. Akhirnya Penulis hanya bias mengucap selamat bekerja. Rakyat menunggu bukti, bukan janji. Jangan kecewakan rakyat untuk kali ke sekian.

Semoga tulisan saya ini sebagai rambu para wakil rakyat kabupaten Blora, agar benar-benar bekerja untuk membangun Blora yang lebih baik sebelumnya. (Drs.Ec. Agung Budi Rustanto , Redaktur tabloid Suara Rakyat)


Kajian Anggaran BCC

Beberapa Item PAD Tren Menurun

BLORA, SRMinimnya pendapatan asli daerah (PAD) yang dihasilkan Kabupaten Blora, membuat Blora selalu ditopang dengan dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) dari pusat. Bahkan ada kecenderungan PAD selalu turun. Hal itu disampaikan YM. Hastrodikromo dari Blora Crisis Center (BCC) Blora, Senin (7/9).


Hasil kajian anggaran LSM Blora Crisis Center (BCC), ada beberapa factor yang memengaruhi, salah satunya tidak adanya hubungan yang sinergis antara eksekutif dan legislatif. Seperti banyak perda tentang retribusi daerah yang tidak diselesaikan oleh legislatif.


“Data kami menyebutkan dari 2007 dan 2008, ada 25 raperda tentang retribusi yang tidak diselesaikan,’’ kata YM Hastrodikromo,


Seperti pajak lanjutnya, selama kurun waktu satu tahun pada 2008, PAD yang berasal dari retribusi dan pajak daerah justru turun jumlahnya. Padahal, pajak dan retribusi itu merupkan salah item yang menghasilkan pemasukan dan obyeknya sama.


Menurutnya, untuk membandingkannya pada 2005 pajak daerah bisa mencapai Rp 5,1 miliar dan retribusi sebesar Rp 14,3 miliar. Pada 2006, pajak naik menjadi Rp 5,6 milyar, untuk retribusi juga naik menjdi Rp 15.,3 milyar. Pada 2007, pajak naik lagi menjadi Rp 6,3 milyar dan Rp 18,7 untuk retribusi.


Namun pada 2008, jumlah itu turun hanya menjadi Rp 6 miliar untuk pajak dan Rp 17,8 untuk retribusi. “Perdanya kan belum dirubah namun nyatanya bias turun, ini perlu dipertanyakan,” tanya dia.


Jika dilihat dari per item pendapatan, dia juga menemukan hal yang tidak sangat sulit diterima. Contohnya untuk retribusi jasa usaha pasar/grosir atau pertokoan. Sebab, dari 2007 ke 2088 pendapatannya turun sampai Rp 385 juta lebih.


Padahal sejak 2005 pendapatannya naik. Yakni mulai Rp 897 juta pada 2005, kemudian Rp 971 juta pada 2006, Rp 973 pada 2007 dan 2008 hanya Rp 588 juta.


”Itu semua retribusinya sama. Aturannya kebanyakan hasil produk 1999. itu sedikit contoh saja, kedepan harus lebih serius,’’ tandas dia. (Gie)


Bupati Lakukan Safari Ramadhan

Bagikan Tunjangan Kurang Hasil Untuk Perangkat

BLORA, SR Selama pelaksanaan bulan puasa, Bupati Blora Drs. RM Yudhi Sancoyo, MM, bersama Muspida dan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), melakukan safari ramadhan di 16 kecamatan yang ada, secara bergiliran.


Dalam safari Ramadhan tersebut, Bupati melakukan dialog langsung dengan para kepala desa (kades), perangkat serta tokoh masyarakat di masing-masing kecamatan.


Menurut RM Yudhi Sancoyo, dalam safari ramadhan, sekaligus digunakan untuk mendengarkan aspirasi langsung dari masyarakat, mengenai berbagai persoalan yang ada, terutama terkait dengan masalah pembangunan dan pemerintahan.


”Safari Ramadhan, sekaligus sebagai sarana bagi pemkab, untuk bisa menyerap aspirasi langsung dari masyarakat, sehingga tahu secara langsung apa yang dihadapi dan diraskan oleh masyarakat, yang selanjutnya bisa dijadikan acuan untuk pembangunan Blora kedepan.,” ujar Yudhi Sancoyo saat melakukan Safari Ramadhan di kecamatan Jepon,


Dalam acara itu, Bupati juga membagikan langsung dana tunjangan kurang hasil untuk para Kepala Desa (kades), dan perangkat desa. Tunjangan yang diberikan, tahun ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


Para Kades menerima tunjangan sebesar Rp 600 ribu, Sekdes Rp 450 ribu dan kepala dusun Rp 400 ribu tiap bulanya.


”Dengan kenaikan tunjangan, baik kepala desa serta perangkat, harus lebih disiplin dan meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” harap Yudhi Sancoyo. (Gie)


Pemberkasan Honorer Menjadi CPNS

Calo Pemberkasan Akan Ditindak Tegas

BLORA, SR – Sebanyak 192 tenaga honorer daerah (honda) di lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab) Blora yang masuk pemberkasan untuk pengangkatan CPNS 2009. Mendapat pengarahan langsung dari Sekretarias Daerah (Sekda) Blora, Bambang Sulistya di ruang rapat Setda Blora, Kamis (3/9).


Sekda Bambang Sulistya mengatakan, selama proses pemberkasan berlangsung tidak ada pungutan apapun. Kalau teryata ada calo yang meminta uang dalam masa pemberkasan, diharapkan bisa diloporkan secara langsung.


”Kalau nanti menemukan ada calo yang meminta uang saat pemberkasaan, silahkan catat dan laporkan kepada saya, tidak usah takut harap dicatat orangnya,” pesan Bambang Sulistya. Menurutnya, pemberkasan tidak akan dipungut biaya, hanya akan dikenakan biaya sebesar Rp 62 ribu. Kalau ternyata ada PNS yang meminta membayar lebih dari itu dipersilahkan melaporkan langsung, dan tidak usah takut.


Dalam kesempatan itu, Sekda yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian, tidak lupa memberikan motivasi kepada para tenaga honorer, agar bekerja dengan lebih disiplin dalam segala hal, salah satunya disiplin soal waktu.


”Calon PNS harus disiplin dan harus rajin dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari,” kata Sekda.


192 honda tersebut dinyatakan lolos berdasarkan surat Kepala Badan Kepegawaian Nasional dengan nomor E.26-30/V.143-6/99 tanggal 6 Agustus 2009, tentang daftar nominatif tenaga honorer yang diusulkan mengisi formasi tahun 2009, serta surat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPAN) nomor 252.F/M.PAN/7/2009 tanggal 8 Juli tentang persetujuan prinsip tambahan formasi CPNS daerah tahun 2009.


Dengan demikian masih ada 128 tenaga honorer yang tidak bisa ikut pemberkasan, karena tidak bisa memenuhi syarat untuk diangkat menjadi CPNS. Seperti persoalan usia, masa kerja dll. (Gie)


2 GADIS Blora dipercaya Batik Danar Hadi Peragakan Produknya

BLORA, SR.- Sekilas tampak kedua gadis yang tampil didepan Bupati Blora dan Muspida dan para pejabat dilingkungan Blora, layaknya gadis kembar.


Padahal pemilik nama Almira Oktabela Azalia dan Anissa Maulidya, merka adalah kakak adik. Mereka berdua masih sekolah di SMAN 1 Blora dan SMPN 2 Blora ini berbeda 2 tahun umurnya.


Karena beberapa prestasi di bidang fasion dengan berhasil menyabet beberapa jura inilah, perusahaan batik sekaliber Danar Hati mempercayakan produknya, untuk diperagakan ke dua gadis tersebut. Padahal Perusahaan batik ini sangat selektif memilih model untuk memperagakan produknya. Sehingga dapat dikatakan suatu kehormatan bila ada warga Blora yang dipilihnya.


Dari kacamata SR yang datang secara langsung, melihat tanpa canggung-canggung kedua gadis itu melenggak-lenggok layaknya seorang model senior dalam memperagakan gaunnya.


Menurut Diah yang merupakan penanggung jawab peragaan, yang juga salah satu menejer di perusahaan batik Danar Hadi, timnya telah menggunakan kedua gadis tersebut untuk memperagakan produknya ke beberapa daerah.


“Saya lihat bakat yang terpendam di kedua gadis ini, sehingga kami percayakan mereka untuk peragakan produk batik Danar Hadi,” katanya.


Sementara ibu kedua gadis tersebut yakni H.Indiyani ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa kedua anaknya telah beberapa kali dipercaya memperagakan produk Danar Hadi tersebut.


“Dan Akhirnya pada syukuran Kemerdekaan RI ke 64 inilah, baru dapat tampil di Blora yang merupakan kota kelahiranya sendiri,” ungkapnya didampingi H. Subagyo suaminya. (Roes)


Peduli Pendidikan Alumni 84 Sumbang Buku

BLORA, SR.- Wujud kecintaan pada sekolah, bermacam cara untuk menunjukan kepeduliaanya. Seperti yang dilakukan Alumni 84 SMAN 1 Blora Kamis (3/8) lalu, menyumbangkan sekirtar 180 buku pendidikan pada sekolah yang telah membesarkanya.


Dipimpin langsung oleh AKP Joko Priyono dan didampingi Jasmadi, M Rozaq, Yekti KD, Trifarmi, Yus Daryono dan Yuni mereka meyerahkan bantuan buku langsung ke kepala sekolah SMA 1 Blora tersebut.


Menurut Joko sumbangan berupa buku pelajaran ini merupakan spontanitas alumninya, jelang Ultahnya menggu depan.


“Memang kami wujudkan berupa buku agar, adik-adik disini lebih senang membaca sebagai tambahan bekal ilmunya,” katanya.


Disamping itu menurut perwira polisi ini, dengan semakin mahalnya harga buku, diharap dengan sumbanganya ini dapat mengurangi beban sekolah dalam pengadaan buku pelajaran tiap tahunnya.


Disi lain tambah Joko, Alumninya akan memprogramkan bantuan serupa pada setiap tahunny demi tambahan pengetahuan pelajar di SMKN 1 Blora.


“Semoga dengan bantuan ini akan menjadikan tonggak kita,agar tahun mendatang lebih program bantuan kami dapat berkesinambungan,” tambah Joko Priyono.


Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Blora Niyadi dalam keterangannya sangat menyambut baik kepedulian alumni terhadap perkembangan pendidikan di Blora.


“Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu para alumni 84 yang telah memberikan sumbangsihnya demi perkembangan pendidikan di SMAN 1 Blora, dan semoga kerjasama ini dapat berkesinambungan ditahun mendatang,” ungkapnya.(Roes)


Persikaba Satu Grup Dengan Musuh Bebuyutan


BLORA, SR – Peta kekuatan yang ada di Grup V, dipastikan berubah seiring dengan masuknya PSCS Cilacap bersama Persikaba (Blora), Peripur (Purwodadi), Persikas (Kabupaten Semarang) dan Persik (Kendal). PSCS sendiri menggantikan Persibat (Batang) yang sejak awal berada di grup V.


”Info terbaru dari Jakarta, Persibat digantikan PSCS Cilacap, sementara kompetisi akan di mulai pada 10 Oktober mendatang,” kata Manajer tim Amin Faried, di Sekretariat Persikaba, Minggu (5/9).


Menurut Amin, bergabungnya PSCS tentu suatu kejutan dan sekaligus lawan yang cukup tangguh. Karena PSCS sendiri juga telah lama mempersiapkan timnya, sama dengan Persikaba Blora.


Selain itu, kedua tim juga sering bertemu, karena saat masih berada di Divisi dua pernah berada dalam satu grup, saat itu Persikaba kalah saat main di Cilacap dan seri saat bermain di Blora.


Di awal persiapan, PSCS dan Persikaba pernah bertemu dalam laga uji coba, hasilnya anak asuhan Bonggo Pribadi mampu melakukan revans dengan menang telak 3-0. ”Tentu PSCS akan menjadi lawan paling berat, diantara tim lainnya, ini sebenarnya suatu kejutan Cilacap masuk di grup V, namun Persikaba tetap optimis bisa menjadi juara grup,” tandas Amin.


Seperti diketahui, PSCS tahun lalu bertemu dua kali dengan Laskar Haryo Penangsang. Saat bertanding pada babak 32 besar Divisi II di Blora, kedua tim berbagi angka 0-0. Saat babak 16 besar di Cilacap, Persikaba dikandaskan 1-2 sehingga gagal ke 8 besar, PSCS sendiri berhasil masuk final Divisi II walaupun pada partai puncak dikalahkan 0-1 oleh Barito Putra Banjarmasin di stadion 17 Mei Banjarmasin akhir tahun lalu.


Sebenarnya, lanjutnya jadwal sudah ada, namun itu semua belum pasti, sebab manajemen masih menunggu technical metting sebelum kompetisi dimulai, masih ada kemungkinan bisa berubah lagi.


”Setelah ada pertemuan di Jakarta, baru bisa dipastikan jadwal yang ada, ada atau tidak perubahan, Persikaba telah siap,” tambahnya. Amin menambahkan pekan ini delegasi tim manajer akan mengikuti technical meeting di Hotel Boutiq, Kawasan Gunung Sahari, Jakarta. ”Kita tunggu hasil technical meeting untuk kepastian jadual dan grouping. (Gie)

Tidak ada komentar: