tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Jumat, 18 September 2009

SR Edisi 77 Khusus Lebaran - CEPU-LINTAS KECAMATAN-OLAH RAGA



Aniaya Anak Angkat, Lili Dicokok Petugas


CEPU, SR - Masyarakat Cepu yang biasanya cuek kali ini cukup kaget dengan adanya berita penganiayaan yang menimpa Cyntia Dewi (8). Bocah blasteran ayah Cina dengan ibu Madura itu mendapat perlakuan kurang kasar dari ibu angkat dan saudara-saudara angkatnya.


Peristiwa ini membuat tetangganya melaporkan perbuatan Lili Wulansari (49) dan kedua anaknya Christian Eko (22) serta Fransiska (16) ke Polsek Cepu, Minggu (6/8).


Berita yang sempat ditayangkan di beberapa stasiun TV ini membuat geram masyarakat karena iba dengan nasib tragis yang menimpa bocah kelas dua SD itu.


Sebenarnya apa yang menyebabkan perlakuan keras dari ibu dan saudara angkatnya itu? Menurut pengakuan Lili Wulansari yang sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Rabu (9/9) karena tensinya tinggi (230/130), bocah itu sangat nakal dan selalu membuat ulah sehingga membuatnya naik darah.


“Bocah itu hiper aktif, nakal dan tingkah lakunya kelewat batas, misalnya dia senang koprol dan sering nabrak-nabrak jika jalan,” kata perempuan yang secara paksa dibawa ke polsek pada Jumat (11/9) dari PKU Muhammadiyah ini.


Menurut Winarto (54) suami Lili, anak itu merupakan titipan adik iparnya Citra (47)yang tinggal di Surabaya.


“Sebenarnya kami enggan dititipi tapi karena suami adik saya meninggal jadi sementara kami mau merawatnya,” ujarnya berkisah. Cyntia sebelumnya adalah anak yang kleleran (tidak terurus), atas saran Lili anak itu agar dirawat adiknya yang telah 12 tahun berumah tangga tapi belum punya anak.


Maka pada Juli 2008 Cyntia diambil anak oleh Citra, namun sayang pada bulan Maret 2009 suami Citra meninggal sehingga keluarganya mengganggap Cyntia pembawa sial. Sejak itu Cyntia dititipkan kepada Lili di Lr Bengawan I Cepu untuk diasuh.


“Anak itu ngompol tiap hari sehingga saya marahi, dia juga memalsukan tanda tangan kakaknya dan tingkahnya yang hiper aktif sangat mengganggu bahkan merusak,” kata Lili.


Dia mengaku sering mencubit bahkan menusuk-nusukkan ballpoin di punggung anak itu. “Tapi saya melakukannya dengan pelan atau kadang hanya untuk menakut-nakuti saja,” akunya menjawab pertanyaan kenapa punggung Cyntia penuh luka. Luka dipunggung itu menurutnya bekas cacar air yang pernah diderita bocah itu.


Pengakuan Cyntia bahwa dia sering dipukuli ibu dan saudara angkatnya disangkal mentah-mentah. “Memang kami menakut-nakuti dengan palu kayu, kalau benar-benar kami pukul pasti anak itu sudah mati,” aku Koko kakak angkat Cyntia.


Lili membenarkan perkataan anaknya, dia mengaku sebenarnya dia sangat senang pada anak-anak tapi karena kelewat nakal bocah itu membuatnya naik darah, kata perempuan yang mengaku mempunyai penyakit jantung, darah tinggi, asam urat dan kencing manis ini.


Semua pembelaan diri tersangka penganiayaan ini tentu saja tidak dapat berkelit begitu saja karena berdasar visum terbukti korban mendapat beberapa luka yang diakibatkan benda tumpul dan penganiayaan. Kapolsek Cepu AKP Yaban, SE mengatakan sah saja tersangka membela diri tapi nanti akan dibuktikan dengan hasil visum dokter dan proses lebih lanjut di Polres Blora.


“Masalah ini akan segera dilimpahkan ke Polres untuk ditindak lanjuti, Senin (15/9) perkaranya akan dikirim ke Blora,” katanya. Perbuatan Lili melanggar UU RI no 23 tahun 2002 pasal 80 ayat 1 yang antara lain mengatakan, seseorang yang melakukan penganiayaan terhadap anak diancam hukuman 5 tahun penjara dan denda 100 juta rupiah.


Kepada SR, Lili mengaku sangat menyesal telah bertindak kasar terhadap Cyntia dan kapok untuk melakukannya lagi.


“Sekarang saya dikenal sebagai ibu yang sangat kejam, teman-teman gereja, para orang tua murid dan masyarakat mencibir saya. Saya tak menyangka akan jadi seperti ini,” katanya sambil berlinang air mata. Kini dia menunggu proses lebih lanjut yang akan diterima akibat perbuatannya. (Agt)



Klinik VCT dibuka untuk penderita AIDS


BLORA, SR- Disebabkan banyaknya penderita HIV/AIDS di Blora membuat Dinas Kesehatan Bloramulai siaga. Selain terus memantau perkembangan penderita, Dinkes juga meminta warga terutama yang berisiko tinggi terinfeksi virus mematikan itu untuk dengan suka rela mendatangi klinik Voluntary Conselling Test (VCT).


Saat ini, klinik VCT sudah ada di Blora dan Cepu. ''Pasien klinik VCT memang bersifat suka rela. Jadi orang yang datang ke klinik itu memang atas kesadaran sendiri,'' kata Kabid Pemeliharaan Kesehatan (Harkes) Dinkes Blora, Lilik Hernanto Kamis (10/9) lalu..


Di Blora, kata dia, klinik VCT ini berada di rumah sakit dr R.Soetijono. Sedangkan di Cepu berada di rumah sakit dr R. Soeprapto Cepu. Minat warga Blora untuk datang konseling tentang HIV/AIDS di klinik VCT sudah bagus.


"Jika semakin banyak warga yang datang, harapan kami pendeteksian penyakit ini akan lebih maksimal. Sekaligus bisa dilakukan tindakan pencegahan,'' ungkapnya.


Keberadaan klinik VCT itu, kata dia, bisa memecahkan permasalahan HIV/AIDS yang ada di Blora. Di klinik tersebut, bisa dilakukan perawatan, dukungan moral, dan pengobatan penderita. Metodenya, tetap menjaga kerahasiaan klien, sehingga tidak melanggar hak asasi manusia serta tidak ada diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).


Lilik juga menambahkan, persoalan HIV/AIDS di Blora saat ini memang perlu ada langkah konkret. Selama satu bulan ada tiga penderita AIDS yang meninggal, menurut dia, merupakan kasus yang luar biasa.


Dia juga mengatakan usai lebaran pihaknya akan melakukan zero survei HIV/AIDS di sejumlah tempat. Selain di lokalisasi, survei juga akan dilakukan di rumah tahanan. Sebab, tempat itu dinilai rawan penyebaran penyakit tersebut.(Roes)




Lebaran Dekat, Copet Nekat


CEPU, SR - Nasib sial menimpa Lastinah binti Mulyono (27) warga desa Wonocolo RT 05/01 Kedewan, Bojonegoro. Minggu (13/9) sekitar jam 10.00 WIB dompetnya melayang diembat copet saat dia akan berbelanja di pasar Plaza Mustika Cepu.


Perempuan yang membawa dua anaknya itu bersama suaminya, Musran (37) baru saja mengambil uang dari ATM BNI 46 sebanyak 1.300.000 (satu juta tiga ratus ribu) dan membawa uang dari rumah 1.400.000 (satu juta empat ratus ribu rupiah).


“Kami hendak membeli kebutuhan sehari-hari dan berbagai keperluan untuk lebaran,” akunya dihadapan petugas yang dilaporinya. Sayang sekali keinginan itu hanya tinggal keinginan karena dompetnya lenyap. Pencopet menyayat tas warna hitam yang dibawanya dan mengambil dompet berisi uang 2 juta tujuh ratus miliknya.


Menanggapi masalah ini Kapolsek Cepu AKP Yaban, SE berpesan dan menghimbau kepada masyarakat agar waspada dan berhati-hati menjaga barang-barangnya bila berada di keramaian seperti pasar dan pertokoan.


“Saat-saat seperti ini banyak penjahat berkeliaran, masyarakat agar lebih hati-hati, jangan memakai perhiasan mencolok, kalau bawa uang yang rapat, dan jika memarkir kendaraan sebaiknya dengan kunci ganda,” ujarnya.


Situasi ekonomi yang semakin sulit dan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi menjelang lebaran membuat banyak orang gelap mata sehingga menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang. Bahkan dengan cara mencopet atau melakukan pencurian untuk memenuhi kebutuhannya. Kewaspadaan dan kehati-hatian mutlak diperlukan agar selamat. (Agt)




Kompetisi Molor, Persikaba Kelimpungan Dana


BLORA, SR – Mundurnya jadual kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia XV Tahun 2009 membuat kesebelasan kebanggan masyarakat Blora, Persikaba kelimpungan. Jika pada Maret lalu, Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) PSSI mengirmkan jadual kompetisi mulai bulan Juli, nyatanya pada bulan Juni, BLA justru membuat edaran kontroversial.


Tanpa ada rapat yang dihadiri 66 tim kontestan, BLAI PSSI membuat keputusan mengejutkan dengan mengundur jadual kompetisi hingga Oktober dengan alasan Pileg dan Pilpres kala itu.


Dengan dimulai Oktober maka dipastikan final Divisi Satu akan berlangsung akhir Januari tahun depan. “Jadual mundur empat bulan padahal semua tim sudah siap,” terang Ketua Umum Persikaba, Urip Daryanto.


Akibat mundur dua bulan, Persikaba yang telah memulai training centre (TC) awal April kelimpungan. Hal ini akibat dari adanya pembengkakan dana di sejumlah pos diantaranya konsumsi, dan uji coba.


“Untuk konsumsi yang awalnya dianggarkan cuma enam bulan, sekarang menjadi sepuluh bulan, uji coba yang diprogramkan cuma 10 kali, sekarang menjadi 21 kali. Karena empat bulan molor, pemain kan tidak mungkin menganggur,” keluhnya.


Akibat pembengkakan dana pihaknya saat ini bersama jajaran manajemen masih mencari ide agar pendanaan bisa cukup untuk mengikuti kompetisi hingga akhir musim, minimal masuk 8 besar sebagai persyaratan lolos ke Divisi Utama musim depan.


Lebih lanjut Urip merinci dana yang diterima dari APBD sejumlah Rp 3,4 miliar. Jumlah itu harus dikurangi Rp 150 juta untuk pembinaan klub amatir yang dikelola Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kabupaten Blora yang kepengurusannya terpisah dari Persikaba. Selain itu ada tinggalan hutang Rp 600 juta dari pengurus lama yang harus ditanggung pengurus sekarang.


“Utang itu terjadi karena tahun lalu Persikaba mengikuti putaran dua dan tiga Kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia XIV tahun lalu,” jelas Urip didampingi Bendahara Umum Persikaba, Suhari.


Urip juga menerangkan, tahu lalu awalnya Persikaba tidak mempunyai target lolos ke Divisi Satu, karena sesuai anggaran dari APBD Persikaba hanya menghindari degradasi yaitu menghindari juru kunci pada putaran pertama.


Tetapi dalam perjalanannya Persikaba ‘terpeleset’ lolos ke putaran kedua. Ini terjadi karena juara grup V saat itu, Persem Mojokerto (Jawa Timur) terkena diskualifikasi gara-gara salah satu pemainnya terbukti memalsukan umur, dari umur 26 tahun, dibuat 23 tahun.


Hukuman dijatuhkan BLA PSSI kepada Persem. Nilai Persem dikurangi 6 poin sehingga mereka yang awalnya juara grup V menjadi juru kunci dan terdegradasi ke Divisi Dua. Ini membuat Persikaba yang awalnya peringkat 3 menjadi juara grup V.


Sedangkan Persepam Pamekasan (sekarang di Divisi Satu) menduduki peringkat kedua, peringkat ketiga ditempati Persipa Pati yang tahun ini masih berkutat di Divisi Dua.


Karena juara grup, Persikaba ditunjuk menjadi tuan rumah putaran II. Padahal dana telah habis, akhirnya pengurus mencari jalan dengan mencari pinjaman ke berbagai pihak untuk mengikuti putaran II. Akhirnya bersama PSCS Cilacap Persikaba lolos ke putaran III di Cilacap. Bermodal hutang, Persikaba akhirnya bertandang ke Cilacap selama 10 hari, hingga akhirnya menduduki peringkat 3 klasemen dan menjadi peringkat 12 nasional dari 84 klub Divisi Dua kal itu.


“Itu perjalanan Persikaba, dalam reorganisasi diputuskan hutang Rp 600 juta ditanggung pengurus baru, itu adalah amanah insan sepakbola Blora,” terangnya.

Jika dikurangi dana Rp 150 juta untuk Pengcab PSSI , Rp 600 juta untuk hutang tahun 2008, maka praktis Persikaba hanya tersisa Rp 2, 65 miliar.


Padahal kegiatan Persikaba tidak hanya ikut kompetisi Divisi Satu, tetapi juga punya bidang-bidang antara lain organisasi, pembinaan, dan kompetisi, dana, promosi, serta kesekretariatan. Bidang-bidang tersebut memakan dana Rp 150 juta, sehingga praktis manajemen Persikaba hanya tersuntik dana Rp 2,5 Miliar.


“Kami mengoptimalkan dana Rp 2,5 Mliar untuk kompetisi Divisi Satu tahun ini,” terang Bendahara Umum Persikaba, Suhari yang sehari-hari juga Sekretaris Camat Tunjungan.


Rincian sementara untuk belanja pemain menghabiskan dana Rp 1, 3 M, jumlah tersebut untuk membayar pemain inti 25 orang, pemain magang 5 orang, pelatih 3 orang. Kebutuhan lain adalah untuk biaya uji coba kandang dan tandang 29 kali sebesar Rp 100 juta. Konsumsi sepuluh bulan diperkirakan mencapai Rp 400 juta, sehingga hanya tersisa dana Rp 700 juta.


“Dengan dana Rp 700 juta kami akan berjuang mencari sumber lain untuk menambah modal tim,” ungkap Urip Daryanto.


Jumlah itu akan digunakan untuk pertandingan putaran I, 4 kali kandang dan 4 kali tandang yang dipredisksi menghabiskan dana Rp 200 juta. Jika lolos putaran II, Persikaba wajib melakoni 2 laga. Jika masuk putaran III, Persikaba wajib bentrok sebanyak 3 kali. Perlu diketahui, putaran II, III menggunakan sistem home tournament.


“Untuk lolos Divisi Utama Persikaba minimal harus menjadi runner up pada putaran III, sehingga lolos ke putara IV.


Mepetnya dana akibat kompetisi diundur tidak menyurutkan tekad Persikaba untuk berjuang lolos ke putaran IV. Sebagai perbandingan, PSCS Cilacap yang menjadi musuh bebuyutan Persikaba tahun ini mengganggarkan Rp 4 Miliar!. Jumlah ini bersih karena tidak dipotong hutang maupun Pengcab PSSI setempat. Nyatanya, PSCS berhasil digulung 3-0 oleh Persikaba dalam duel uji coba di Stadion Kridosono dua bulan lalu.


“Kami tidak gentar dengan tim manapun, termasuk dengan minimnya dana. Sekali bendera dikibarkan, pantang diturunkan,” demikian tekad Manajer Persikaba, Amin Faried Wahyudi bersama Sekretaris Umum Persikaba, Siswanto kepada SR, Selasa (15/9) lalu. (Ss)



Pasca Lebaran, Pemain Cuma Libur Empat Hari


BLORA, SR – Pemain Persikaba dipastikan, tidak akan bisa libur lama di hari lebaran nanti. Karena manajemen dan pelatih hanya meliburkan Budiana dkk selama empat hari saja setelah lebaran. Setelah itu mereka akan melakukan latihan rutin seperti biasa


Memang manajemen sengaja memberikan libur pendek bagi para pemain, karena 4 Oktober kompetisi sudah dimulai. Sehingga perlu pemulihan stamina dan power pemain agar tetap terjaga.


”Pemain hanya kami liburkan selama empat hari saja, kalau terlalu lama, nanti fisik mereka malah menurun padahal komeptisi sudah dekat,” ujar pelatih Persikaba Bonggo Pribadi, usai latihan rutin, Kamis (10/9).


Bonggo tidak ingin persiapan yang telah dilakukan tidak maksimal. Sementara itu semua pemain yang ada dalam kondisi baik, tidak ada yang cedera atau sakit. Diharapkan kondisi mereka dapat terus baik hingga kompetisi resmi dimulai.


”Semua pemain dalam kondisi baik, tidak ada yang cedera ataupun sakit, kami yakin dengan materi yang ada,” tandasnya.

Tunggu Jadwal


Hingga saat ini, Laskar Haryo penangsang praktis hanya menunggu jadwal dari Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) dan menunggu pengganti Persikas Semarang yang mundur. ”Tinggal menunggu jadwal saja, apakah akan home dulu atau sebaliknya,” ungkap Sekretaris Umum Persikaba, Siswanto.


Sementara untuk soal administrasi pendaftaran pemain juga sudah beres, termasuk Indriyanto Nugroho dan Deni Rumba. ”Pemain sudah tidak ada masalah, semua sudah didaftarkan dan tidak akan ada penambahan pemain lagi, karena kemampuan keuangan sangat terbatas,” ungkap pria yang juga Pemimpin Redaksi Tabloid Suara Rakyat.


Yang masuk di grup lima dengan mundurnya Persikas, kemungkinan akan digantikan oleh Bank Sumsel yang akan berhome base di Jakarta, sementara yang lain masih tetap, Persipur (Purwodadi), Persik (Kendal), dan musuh bebuyutan PSCS Cilacap. (Gie)



Mudik Lebaran, Waspadai 3 Titik Rawan


BLORA, SR Jajaran Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Blora, mulai mensosialisasikan satu demi satu point yang ada dalam UU 22/2009 tentang Lalu Lintas. Salah satunya dengan mengkampanyekan light on bagi kendaraan saat siang hari, kepada sejumlah pengendara khususnya sepeda motor. Sosialisasi itu dilakukan di jalan depan Mapolres Blora, Kamis (10/9).


Dalam sosialisasi itu, bagi kendaraan yang lewat belum menyalakan lampu, langsung diberitahu untuk menyalakannya. Dari pantuan SR saat sosialisasi, banyak kendaraan yang ternyata tidak menyalakan lampu.


Kepala Satlantas Blora AKP Yudhi Priantono melalu Kanit Laka Iptu Agus Budiana mengatakan, bahwa dalam UU 22/2009 sangat jelas, sanksi hukumnya bagi yang melanggar, seperti tidak menyalakan lampu saat siang hari, berkendara sambil membawa HP.


”Saat ini baru mengkampanyekan Light on, kami juga akan memasang spanduk terkait dengan aturan baru dalam UU 22/2009,” kata Iptu Agus Budiana, disela-sela kampanye light on, Kamis (10/9).


Selama melakukan kampanye, memang belum akan dilakukan penilangan, karena masih bersifat pemberitahuan dan sosialisasi. Termasuk dengan melakukan pemasangan di polsek-polsek atau dibeberapa titik ruas jalan yang padat, sehingga mudah dibaca oleh masyarakat.


Selain itu, untuk persiapan pengamanan lebaran, Agus menghimbau agar pengendara hati-hati saat melintas Blora, karena ada beberapa titik yang dianggap rawan kecelakaan atau kejahatan.


Seperti di jalan Blora-Cepu Km 22 di Kalimodang, disitu jalan yang menanjak serta menikung cukup rawan dan kejahatan karena jauh dari perkampungan.


Khusus kecelakaan mewaspadai Jl Blora-Cepu Km 4 (Sekitar 410) dan Cepu-Randublatung di Desa Nglandeyan.

”Di Blora banyak jalan yang menikung ganda serta sempit, ini yang patut diwaspadai oleh setiap pengguna jalan,” tambah Agus.

Siapkan Posko


Polres sendiri selama lebaran telah menyiapkan sekitar 275 personil, dengan ditambah dari Pramuka, Satpol PP dan Puskesmas, siap untuk mengamankan arus mudik dan balik 2009.


Di wilayah hukum Polres Blora, ada beberapa pos yang disiapkan, Pos di Pertigaan Gagaan (Perbatasan Blora-Grobogan), Ketapang (Perbatasan Cepu-Padangan-Jatim), Cabak, Randublatung. Pasar Besar Blora.

Sementara untuk Sub pos ada di Stasiun Cepu, Stasiun Blora dan Pos Polisi di Polaman. (Gie)




PWI Jateng Bantu Air Bersih 500 Tangki


BANJAREJO, SR – Untuk membantu masyarakat di Kabupaten Blora, yang saat ini dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Jawa Tengah dengan PT. Sidomuncul, melakukan droping air sebanyak 500 tangki yang akan di droping selama sebulan punuh, untuk desa yang kekurangan air bersih.


Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan langsung oleh Ketua PWI Cabang Jateng Sriyanto Saputro, Direktur PT Sidomuncul Irwan Hidayat kepada masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Blora dan disaksikan oleh Bupati Blora Yudhi Sancoyo dan Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Selain bantuan air bersih, PWI dan Sidomuncul membagikan 250 paket bingkisan kepada masyarakat setempat.


Direktur PT Sidomuncul, Irwan Hidayat mengatakan, program pemberian bantuan air bersih, diharapkan dapat membantu masyarakat Blora untuk memperoleh air bersih yang saat ini sudah mulai kesulitan.


“Setidaknya bantuan ini bisa lebih meringankan masyarakat, serta sebagai bentuk kepedulian kami terhadap mereka yang membutuhkan,” kata Irwan, Jum’at (11/9).


Dalam kesempatan itu, Irwan sempat dialog dengan warga setempat, bahwa telah kesulitan air sejak bulan awal Juli lalu, untuk mencari air, warga harus mencari air cukup, jauh karena sumur yang ada juga tidak ada airnya.


“Mulai awal Juli, kami mencari air di beberapa tempat dan itu jauh dari rumah, adanya bantuan ini jelas kami senang, apalagi kalau rutin tiap hari,” ujar Suyati (30) warga setempat.




Kekeringan, FPB Droping 100 Tangki Air


BLORA, SR - Kekeringan yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Blora membuat Forum Pemuda Blora (FPB) melakukanaksi nyata. Organisasi sosial yang baru berdiri 8 September 2009 ini berhasil mengumpulkan dana yang digunakan untuk droping air bersih ke 31 desa/kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.


Pemilihan lokasi didasarkan pada data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial setempat. Menurut Ketua FPB Artanto Pitra Donies hingga saat ini pihaknya telah memesan 100 tangki air bersih dan telah didistribusikan mulai Kamis (17/9) lalu.


“Distribusi dimulai sebelum Idul Fitri agar lebih meringankan warga,” ujarnya.


Berdasarkan skala prioritas ada lima kecamatan yang akan mendapat bantuan meliputi Kecamatan Ngawen, Kunduran, Blora, Tunjungan dan Cepu. Jumlah desa yang mendapat bantuan variatif. Untuk kecamatan Ngawen ada 7 desa terdiri dari Desa Rowobungkul, Gedebeg, Sambonganyar, Bergolo, Bandungrojo, Kelurahan Ngawen, dan Gotputuk.


Wilayah Kecamatan Cepu ada 6 lokasi meliputi Desa Mernung, Mulyorejo, Cepu, Tambakromo, Karangboyo, dan Jatirejo. Untuk Kecamatan Kunduran akan didistribusikan ke Desa Buloh, Plosorejo, dan Bejirejo.


Sementara Kecamatan Tunjungan terdiri Desa Tawangrejo, Adirejo, Kalangan, Tutup, dan Kedungmulyo. Kecamatan Blora ada 10 desa/kelurahan meliputi Purworwjo, Andongrejo, Kamolan, jepangrejo, Ngampel, Sonorejo, Pelem, Tambaksari, Kauman, dan Tambahrejo.


Disinggung sumber dana, Donies, demikian panggilan akrabnya, selama ini banyak donatur yang membantu dan mensponsori kegiatan. Diantaranya PT Pertamina, Tabloid Suara Rakyat, sejumlah LSM dan donatur perorangan. “


Kami mengucapkan terima kasih kepada donator yang telah membantu kegiatan sosial ini,” ungkapnya saat ditemui di lokasi droping Dukuh Tembang, Desa Rowobungkul, Kecamatan Ngawen. (Ss)

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut