tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Senin, 22 Juni 2009

SEPUTAR KELULUSAN DAN PENERIMAAN SISWA BARU

Tradisi NEM Tertinggi SMP Tetap Bertahan, SD Berubah

BLORA,SR.- Perubahan membuat tersentak dari beberapa kalangan pendidikan, terkait perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar. Setelah 4 tahun berturut-turut NEM tertinggi SD, selalu dikuasai SDN Kedung Jenar I Blora, namun menginjak tahun kelima ini milik siswa SDN Tempelan II Blora.


Akan tetapi SD Kedungjenar I Blora tetap harus berbangga karena salah satu siswanya tetap mendapat perolehan NEM tertinggi pada urutan kedua diseluruh kabupaten Blora dengan perolehan nilai 27,75..


“Dari peserta 14.560 siswa SD yang mengikuti UAN tersebut Habsari Vidya P siswa SDN Tempelan II Blora ini meperoleh nilai 27,80 merupakan NEM tertinggi di kabupaten Blora.” jelas Kadinas Pendidikan Blora, Ratnani Widowati.


Sedang urutan ketiga diraih oleh dua siswa SDN Tempelan II blora atasnama Gustaf AP dan Pratiwi dengan NEM yang sama yakni 27,70.


Ratnani mengatakan untuk NEM SMP tetap seperti tahun sebelumnya, yakni milik siswa SMPN 1 Blora atas nama Ridho Alfirdaus dengan NEM 38,10. Sedang urutan kedua diraih Feminindya IK siswa SMPN I Kunduran dan ketiga Hardian L siswa SMPN I Doplang masing masing memperoleh nilai 38,05 dan 38,00.


Ratnani juga menambahkan dari Hasil UAN tersebut yang cukup menyejukan adalah perolehan nilai 10 dari beberapa bidang studi. Seperti pelajaran Bahasa Inggris dua siswa SMPN I Blora memperoleh nilai 10 yaitu Adistia Cahyo K dan Fradila GA. Untuk Mata Pelajaran (Mapel) IPA nilai 10 diraih siswi SMPN 3 Cepu yang bernama Putri Yulia H.


“Juga kami bangga ternyata Mapel matematika 84 siswa SMP se Blora mendapat nilai mutlak 10,” ungkap Ratnani. (Roes)


Sekolah Dan Koperasinya Dilarang Jual Seragam

Blora, SR.- Kebijaksanaan yang banyak mendapat pujian dari masyarakat terkait Penerimaan Peserta Didik (PPD), membawa era transparansi pendidikan di Blora. Setelah Kadinas Pendidikan Blora Ratnani Widowati Melalui Kabid Pendidikan Menengah Haryadi memastikan dan melarang, sekolah dan koperasi sekolahnya (khususnya sekolah negeri-red) menjual seragam pada siswa baru.


Disamping Hariyadi juga mengatakan bahwa penerimaan murid baru untuk sekoilah negeri, pendaftaranya terhitung dari tanggal 1-4 Juli dan dilaksanakan serentak diseluruh kabupaten Blora.

“Sedang untuk sekolah Swasta juga kami tetapkan waktunya yang lebih panjang yakni 1- 6 Juli, dengan tujuan memberi kesempatan mendapatkan siswa lebih banyak,” kata Haryadi disela-sela pembukaan Pameran Pendidikan Di Gor Mustika Kamis lalu.


Haryadi juga menambahkan, persyaratan yang diterapkan dalam PPD untuk sekolah umum tahun ini hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat PPD dilaksanakan, calon peserta didik diberikan kebebasan membeli seragam di luar sekolah.


Dia mengatakan, sekolah maupun koperasinya tidak boleh melakukan pengadaan seragam sekolah, apalagi pembelian seragam bagi calon peserta didik tersebut dikaitkan dengan PPD.


Dia juga menandaskan bahwa Disdik sudah sosialisasikan kepada sekolah untuk tidak menjual seragam kepada calon peserta didik. Saat ditanya kalau ada masyarakat yang melakukan protes, Dia menjawab sekolah itulah yang harus bertanggung jawab.


“Bila sekolah larangan kami dan mendapat protes dari para orang tua murid, sekolah tersebut yang akan menanggungnya, termasuk juga apabila terjadi proses hukum tentunya,” tandas Haryadi. (Roes)


Prosentase Kelulusan MA Paling Tinggi

BLORA, SR - Total SMP se-Kabupaten Blora yakni 77 SMPN dan swasta serta 47 MTs negeri dan swasta di Blora. Dari jumlah itu, hanya 15 sekolah yang siswanya lulus 100%. Sekolah itu diantaranya adalah SMPN 1, SMPN 2, SMPN 4, dan SMPN 6 Blora. Begitu juga SMPN 2 dan SMPN 3 Jiken, SMPN 2 Bogorejo serta SMPN 1 Tunjungan. Selain itu, juga SMPN 2 dan SMPN 3 Ngawen, SMPN 1 dan SMPN 3 Todanan serta SMPN 1 dan SMPN 4 Randublatung.


Data yang didapat SR Sabtu (20/6) Hasil ujian nasional (unas) tingkat SMP/MTs di Blora yang diumumkan Sabtu (20/6) tersebut diikuti 12.615 siswa peserta unas, 728 siswa di antaranya dinyatakan tidak lulus. ''Secara umum siswa yang lulus unas mencapai 94,23 persen. Ini melampaui target kami sebanyak 92 persen siswa yang lulus,'' ujar Kepala Dinas Pendidikan Ratnani Widowati.


Untuk yang lainnya ada yang tidak lulus. Untuk SMP yang paling banyak siswanya tidak lulus adalah SMP Terbuka. Dari angka tersebut prosentase kelulusan 94,23 persen, mengalami kenaikan dibanding kelulusan tahun lalu yang hanya 91,42 persen.


Sementara itu, sebanyak 389 siswa dari 7225 siwa SMA/SMK dan MA yang ada di Kabupaten Blora dinyatakan tidak lulus saat pengumuman kelulusan di masing-masing sekolah yang serentak dibagikan, Sabtu (13/6) mulai pukul 10 pagi.


Dari 389 siswa terbesar yang tidak lulus adalah siswa SMK sebesar 210 siswa disusul SMA 158 dan MA 21 siswa. Namun demikian prosentasi keluluasan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 91,27 persen untuk tingkat SMA menjadi 95,17 persen. Demikian juga untuk SMK dari 90.00 persen pada 2008 meningkat menjadi 93,72 persen. Sementara untuk MA kelulusannya mencapai 96,56 persen.


”Rata-rata di semua sekolah mengalami kenaikan, padahal target semula hanya penambahan satu persen dari tahun sebelumnya, prestasi ini tentu berkat kerja keras semua pihak termasuk para guru,” kata Ratnani.


Menurutnya, khusus SMK banyak yang tidak lulus karena tahun 2009 ada ujian khusus dari pusat dengan materi ujian keahlian kompetensi (UKK), padahal tahun lalu UKK tidak ada dalam ujian sehingga banyak yang tidak lulus. Faktor lainnya karena banyak siswa yang masuk daftar ujian namun saat pelaksanaannya tidak ikut, sehingga tidak lulus.

Lakukan Konvoi

Seperti sudah menjadi kebiasaan siswa yang dinyatakan lulus langsung melakukan aksi corat-coret baju dan konvoi kendaraan. Bahkan di beberapa sekolah seperti SMKN 1 Blora sebelum pukul 10 pagi, siswa setempat sudah melakukan aksi corat-coret baju dengan menggunakan pilok warna.

Padahal konvoi sudah dilarang oleh pihak Disdik ataupun sekolah. ”Disdik sudah mensosialisasikan kepada sekolah agar siswa dilarang melakukan konvoi di jalan setelah kelulusan,” ujarnya. (Gie/Roes)

Tidak ada komentar: