tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Sabtu, 04 Juli 2009

Planing edisi 71 - PENDIDIKAN

Terkait Penerimaan Siswa Baru
SMPN 1 Blora Barometer Pendidikan-SMPN 6 Terfavorit
BLORA,SR.-
walau belum berstatus RSBI namun ternyata pada penerimaaan siswa didik baru atau yang dulu dikenal dengan istilah PSB, ternyata SMPN 1 Blora tertap menjadi prioritas para lulusan SD.

Terlihat jelas ranking 1 sampai 3 peraih NEM tertinggi kabupaten Blora yang juga merupakan siswa teladan, tetap mendaftar di SMP yang tertua di kabupaten Blora. Tercatat tiga siswa yakni Habsari Vidya SD (Tempelan 2 Blora), Givari Yulika N (SD kedungjenar 1 Blora) dan Gustaf AV (SDN Tempelan 2 Blora), tetap memilih SMP tempat Bupati Blora Yudhi Sancoyo menimba ilmu dulu.

Menurut Kutut Atmojo pemilik Apotik Medika Farma Blora, ini menunjukan kepercayaan masyarakat Blora yang masih percaya mutu pendidikan SMPN 1 Blora masih baik disbanding sekolah lain.
“Walau sudah ada sekolah yang berskala internasional, masyarakat tetap menjadikan SMPN 1 Blora sebagai pilihan utamanya. Ini menunjukan SMPN1 Blora masih sebagai barometernya pendidikan di Blora,” katanya.

Hal itu lanjutnya, dikarenakan masyarakat melihat prestasi akademis tahun lalu SMPN 1 Blora memperoleh ranking 46 sejateng dan rangking 1 sekabupaten Blora.

“Inilah salah satu barometer penilaian kwalitas pendidikan secara umum, yang menjadi daya tarik para siswa lulusan SD dan orang tua siswa tersebut,” ungkap Kutut.

Dari pantauan SR dilapangan tercatat pada pendaftaran SMPN diwilayah kota, ada beberapa SMP menjadi target siswa untuk melanjutkan sekolahnya. Diantaranya SMN 1, SMPN 2,dan SMPN 6.

Pada tahun ini pendaftar SMPN 1 Blora sebanyak 246 siswa, SMPN 2 Blora 226 siswa dan SMPN 6 Blora sebanyak 420 siswa.

Yang cukup mengejutkan adalah SMPN 6 Blora, dengan pendaftar sebanyak 420 siswa, itu merupakan rekor tertinggi di Blora. Sedang daya tampung SMPN 6 Blora yang hanya 256 siswa, sehingga banyak orang tua yang menarik pendaftaran anaknya karena kalah nilai.

“Saya nilai SMPN 6 Blora layak disebut paling favorit sebagai tujuan pelajar yang mempunyai kemampuan rata-rata kecerdasan siswa,” tandas Kutut. (Roes)


Blora Kekurangan Guru 300 orang
BLORA, SR.- Menjelang tahun ajaran baru, memang banyak hal yang terkait dengan proses belajar dan mengajar ini.

Sebagian besar orang tua terutama yang anaknya baru lulus, tentunya sibuk mencarikan sekolah bagi anaknya.

Namun bila melihat kembali pada banyaknya sekolah di Blora, dibanding jumlah gurunya ternyata masih belum mencukupi. Hal itu diungkapkan kadin Pendidikan Blora, Ratnani Widowati, ketika ditemui SR diruang kerjanya Rabu (1/7) lalu.

Menurutnya kekurangan jumlah tenaga pendidik mulai dari SD hingga SMA/sederajat ini, dapat dipenuhi sekolah bersangkutan asal tidak membebankan pada APBD.

“Asal ada Komite Sekolah menyetujui dan anggarannya sekolah tersebut ada, maka tidak ada larangan untuk menambah kekurangan tenaga pendidik disekolah itu,” kata Ratnani.

Saat ditanya adanya larangan pemerintah sejak 2005 tidak diperbolehkan penambahan tenaga kontrak di pemerintahan, Ratnani mengatakan jangan salah mengartikan itu.

“Penambahan guru baru sifatnya magang dan bersedia diberhentikan bila suatu saat pemerintah menempatkan Guru PNS. Dan tentunya tidak boleh menuntut bila diberhentikan,” ungkap Ratnani.

Sementara Kabid Ketenaga-kerjaan Disdik Blora, Suprayogi ketika dikonfirmasi SR diruaang kerjanya, membenarkan kekurangan guru di wilayah Blora.

“Memang di Blora kami kekurangan guru sekitar 260 sampai 300 an untuk seluruh sekolah negeri yang ada di Blora,” katanya.

Untuk itulah di menyarankan agar khususnya SMP dan SMA/sederajat yang telah mampu dalam pembiayaan untuk mengisi kekosongan guru tersebut.

“Tentunya dengan persetujuan komite sekolah. Dengan harapan dipenuhinya kekurangan guru tersebut, memungkinkan pendidikan Blora lebih maju lagi,” tegas Suprayogi.(Roes)

Tidak ada komentar: