tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Selasa, 21 Juli 2009

SR edisi 72 - CEPU - OLAH RAGA - PENDIDIKAN

Hindari Konflik, Penambang Pasir Buat Kesepakatan

CEPU, SR - Sebanyak lima belas orang penambang pasir dari Balun dan Cepu sepakat menempuh jalan damai dan menandatangani kesepakatan itu disaksikan Muspika Cepu, Sabtu (11/7). Kesepakatan yang dilakukan di lantai dua kantor Kecamatan Cepu ini diharapkan akan dilaksanakan para penambang itu sehingga tidak lagi muncul perselisihan diantara mereka.

Menurut Camat Cepu Purwadi Setiono, SE tujuan kesepakatan ini agar ada pemahaman bersama, kerjasama antar penambang, rukun dan saling pengertian. “Utamanya untuk pelestarian dan pengamanan lingkungan hidup agar tidak terjadi erosi di daerah aliran sungai di wilayah Cepu dan Balun,” kata Camat yang murah senyum ini.

Sebenarnya masalah penambangan pasir ini sudah lama menjadi polemik karena disatu sisi merusak lingkungan, namun disisi lain merupakan sumber nafkah bagi beberapa orang alias urusan perut. Untuk mengurangi kerusakan alam lebih parah lagi, penambangan pasir boleh dilakukan asal dengan cara tradisional. Cara tradisional inipun bila menggunakan perahu yang bermesin cara melajukan mesinnya harus pelan sehingga tidak merusak pinggiran sungai.

Kesepakatan yang ditanda tangani antara lain pengambil pasir dari Cepu hanya boleh mengambil di lokasi yang ditentukan/ disepakati oleh Pokja Pembangunan Lingkungan Kelurahan Balun. Pengambiln dari Balun dan Cepu.

Pengambil dari Balun dan Cepu membuat batas wilayah yang ada pasirnya untuk diambil wilayah Kelurahan Balun. Pengambilan pasir dari Balun boleh ambil pasir di wilayah yang telah dibatasi tersebut karena dilakukan secara manual.

Pengambilan pasir dari Cepu diperkenankan untuk menggunakan perahu bermesin namun kecepatannya harus dibatasi (pelan), karena dapat merusak tepian Sungai Bengawan Solo yang dilalui.

Pengambil pasir dari Cepu sanggup membayar kontribusi pengambilan pasir di wilayah Balun yang akan dikelola oleh Pokja Pembangunan Lingkungan Kelurahan Balun sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu) perhari.

Pelanggaran pada poin perahu bermesin tetapi dengan kecepatan tinggi tidak boleh ambil pasir selama tiga hari. Penambang pasir akan ikut bertanggung jawab melestarikan lingkungan sekitar sungai bengawan Solo terhadap bahaya dan bencana erosi.

Sedangkan pengawasan terhadap pengoperasian perahu dilakukan oleh Pokja Pembangunan Kelurahan Balun dan unsur Muspika Cepu. (Agt)
MOS di SMAN 1 Cepu
Siswa baru perempuan 167, laki-laki 87

CEPU, SR - Pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah di SMAN 1 Cepu sangat sederhana dibandingkan sekolah yang lain, bahkan dibandingkan pada pelaksanaan pada tahun sebelumnya di SMA yang sudah RSKM (Rintisan Sekolah Kategori Mandiri) atau yang dikenal juga dengan SSN.

Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah SMAN I Cepu, Soeyatno, SPd selepas memberikan pengarahan kepada siswa baru di aula SMAN 1 Cepu.

“Tujuan utama MOS adalah untuk adaptasi dengan situasi sekolah dan yang baku untuk melatih kedisiplinan karena disiplin adalah kunci keberhasilan,” ujarnya.

Tahun ini para siswa baru sudah tidak lagi diwajibkan memakai topi dari kertas ataupun capil, tidak memakai pita warna-warni untuk siswa putrid. Masalah memakai nama alias yang menggunakan nama anak-anak binatang bukan bermaksud untuk melecehkan para siswa namun untuk memperkenalkan nma-nama itu agar dikenal, karena banyak diantara siswa yang tidak tahu.

Tujuan lain MOS selain untuk pengenalan lingkungan sekolah kepada murid baru, juga untuk kebersihan sekolah karena dalam acara MOS itu dijadwalkan acara kerja bakti. Selain itu bertujuan untuk penghijauan di lingkugan sekolah, dengan mewajibkan mereka membawa pot dengan tanaman yang tidak mudah mati.

“Penyederhanaan pelaksanaan MOS ini tidak mengurangi unsur kerja sama, hal ini misalnya ketika para murid baru diminta untuk membawa permen tujuh rasa, tujuannya bila tujuh orang murid mempunyai permen masing-masing satu rasa berbeda, mereka dapat bekerja sama dengan saling menukarkan permen mereka,” tambah Soeyatno.

Ada hal yang menarik pada jumlah siswa yang diterima di SMAN I Cepu tahun ini yakni jumlah murid wanita dua kali lebih banyak dibandingkan dengan siswa pria. Dari 252 siswa yang diterima, jumlah murid putri 167 orang sedangkan murid laki-laki hanya 87 orang.

“Jumlah murid putri memang jauh lebih banyak karena memang nilai mereka memenuhi syarat, hal ini juga membuktikan bahwa anak perempuan lebih tekun belajar sehingga banyak yang prestasinya lebih baik dibanding yang laki-laki,” ujar Kepala Sekolah yang terkenal disiplin ini.
Dia mengaku tidak menambah ruang kelas meskipun permintaan banyak karena ingin meningkatkan mutu kelas yang sudah ada. Berbagai fasilitas terus ditingkatkan dengan memberi AC di beberapa ruang seperti ruang media, perpustakaan, TIK, ruang guru, kepsek dan kipas angin besar di aula.
Di bidang Bahasa Inggris, diberikan tambahan pelajaran conversation mulai kelas X sampai dengan kelas XII, dua jam perminggu untuk meningkatkan mutu dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris ini. (Agt)



Panahan Gagal Pertahankan Prestasi

BLORA. SR - Walau latihan tidak terprogram secara optimal, namun atlet Blora dapat membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Pada Popda yang SMP Jateng yang digelar di Banyumas minggu lalu, kontingen Blora mendapatkan 4 Emas, 3 Perak dan 5 Perunggu.

Keempat emas kesemuanya didapat dari cabang olah raga Panahan, demikian juga 3 Perak dan 4 Perunggu juga didapat dari olah raga Robin Hood ini. Sedang satu-satunya mendali yang didapat di luar cabang ini adalah 1 perunggu dari atlet cabor pencak silat.

Menurut Ketua Pengcab Perpani Blora, Wahono, prestasi ini sangat mengecewakan dibanding prestasi yang diperolehnya pada tahun lalu.
“Selama 3 tahun berturut-turut cabor Panahan selalu mendapat predikat juara unum, Bahkan tahun lalu menyabet 8 medali emas,” katanya.

Lanjut dia penurunan drastis ini bisa dikatakan kegagalan pembinaan olahraga di Blora. Alasannya pada tahun ini latihan pada setiap cabang olahraga, termasuk juga Perpani tidak terprogram dengan jelas.

“Akibat dana yang minim secara langsung sangat mengganggu program latihan kami, padahal peralatan yang kami gunakan harganya mahal dan habis pakai buang,” jelas Wahono.

Bahkan kepada SR dia mengaku sejak terhitung 2 tahun ini olahraga Panahan yang menjadi andalan Blora untuk mendulang prestasi, belum bisa membayar kontribusi lahan Polres Blora yang digunakan latihan.

Saat ditanya dampak tak langsung bantuan dana pembinaan dari APBD Blora tahun 2009 sebesar Rp 25 juta, dirinya menjawab sangat tidak cukup sekali.

“Untuk bayar pelatih dan biaya listrik dalam 1 tahun saja, dana sebesar itu sudah pas-pas-an, apalagi untuk beli peralatan latihan,” tegas Wahono.

Untuk itulah dia tidak bisa menjanjikan pada masyarakat Blora, bahwa cabang panahan dapat berprestasi pada tahun ini.

“Demikian juga atlet nasional kami Lusiana Pandiangan yang selama ini membela Blora di tingkat nasional dan selalu membawa pulang medali emas ke Blora, tetap mau membela Blora,” tandas Wahono.(Roes)

Bupati Launching Laskar Haryo Penangsang
Jadual Kompetisi Molor

BLORA, SR – Untuk lebih memacu semangat dan perjuangan tim Persikaba Blora dalam menghadapi kompetisi Divisi Satu 2009. Bupati Blora dan sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, melakukan launching tim dengan sebutan Harya Penangsang, di Waduk Tempuran, Kamis (9/7).

Pada Musim sebelumnya, saat berlaga di Divisi II, Persikaba Blora identik dengan julukan laskar sunan pojok. Kemudian dengan adanya logo baru berupa kuda yang berjuluk gagak rimang, sebutan itun akhirnya di rumah dengan nama laskar Haryo Penangsang.

”Pemkab, sangat mendukung dan berharap agar Blora dapat menuju Divisi Utama musim mendatang,” ujar Bupati Blora Yudhi Sancoyo.

Menurut Bupati, masyarakat sekarang sudah merasa memiliki Persikaba, hal itu dibuktikan dengan semakin banyak suporter yang memadati stadion Kridosono setiap kali anak asuhan Bonggo Pribadi bertanding.

”Kepercayaan masyarakat yang mulai tumbuh harus benar-benar dijaga oleh Persikaba, caranya dengan selalu menang dan bisa lolos ke divisi utama,” tandas Bupati.

Untuk itu Bupati atas nama masyarakat Blora meminta agar para pemain dan pengurus benar-benar serius dan memiliki komitmen, serta dapat mengerahkan segala kemampuan untuk membawa nama Blora dalam kancah percaturan sepak bola nasional.

Jadual Kabur
Sementara itu Ketua Umum Persikaba, Urip Daryanto mengatakan, Persikaba cukup serius dalam mempersiapkan tim, serta melakukan berbagai uji coba agar tim yang dibentuk benar-benar matang.

Menurut Urip, dalam waktu dekat ini pihak manajemen akan menanyakan langsung kepada Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) terkait kepastian mulainya kompetisi sebab pilpres berlangsung satu putaran.

“Kami akan menanyakan, kapan kompetisi dimulai, dulu rencananya digelar 19 Juli namun saat ini belum ada kepastian,” tambahnya. (Gie)

Tidak ada komentar: