tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Rabu, 08 Juli 2009

SR edisi 71 - PENDIDIKAN & SEPUTAR BLORA

Blora Kekurangan Guru 300 Orang

BLORA, SR - Menjelang tahun ajaran baru, memang banyak hal yang terkait dengan proses belajar dan mengajar ini. Sebagian besar orang tua terutama yang anaknya baru lulus, tentunya sibuk mencarikan sekolah bagi anaknya.

Namun bila melihat kembali pada banyaknya sekolah di Blora, dibanding jumlah gurunya ternyata masih belum mencukupi. Hal itu diungkapkan kadin Pendidikan Blora, Ratnani Widowati, ketika ditemui SR di ruang kerjanya Rabu (1/7) lalu.

Menurutnya kekurangan jumlah tenaga pendidik mulai dari SD hingga SMA/sederajat ini, dapat dipenuhi sekolah bersangkutan asal tidak membebankan pada APBD.

“Asal ada Komite Sekolah menyetujui dan anggarannya sekolah tersebut ada, maka tidak ada larangan untuk menambah kekurangan tenaga pendidik di sekolah itu,” kata Ratnani.

Saat ditanya adanya larangan pemerintah sejak 2005 tidak diperbolehkan penambahan tenaga kontrak di pemerintahan, Ratnani mengatakan jangan salah mengartikan itu.

“Penambahan guru baru sifatnya magang dan bersedia diberhentikan bila suatu saat pemerintah menempatkan Guru PNS. Dan tentunya tidak boleh menuntut bila diberhentikan,” ungkap Ratnani. Sementara Kabid Ketenaga-kerjaan Disdik Blora, Suprayogi ketika dikonfirmasi SR, membenarkan kekurangan guru di wilayah Blora.

“Memang di Blora kami kekurangan guru sekitar 260 sampai 300 an untuk seluruh sekolah negeri yang ada di Blora,” katanya.

Untuk itulah di menyarankan agar khususnya SMP dan SMA/sederajat yang telah mampu dalam pembiayaan untuk mengisi kekosongan guru tersebut.

“Tentunya dengan persetujuan komite sekolah. Dengan harapan dipenuhinya kekurangan guru tersebut, memungkinkan pendidikan Blora lebih maju lagi,” tegas Suprayogi. (Roes)


Terkait Penerimaan Siswa Baru
SMPN 1 Blora Barometer Pendidikan-SMPN 6 Terfavorit

BLORA,SR.- walau belum berstatus RSBI namun ternyata pada penerimaaan siswa didik baru atau yang dulu dikenal dengan istilah PSB, ternyata SMPN 1 Blora tertap menjadi prioritas para lulusan SD.

Terlihat jelas ranking 1 sampai 3 peraih NEM tertinggi kabupaten Blora yang juga merupakan siswa teladan, tetap mendaftar di SMP yang tertua di kabupaten Blora. Tercatat tiga siswa yakni Habsari Vidya SD (Tempelan 2 Blora), Givari Yulika N (SD kedungjenar 1 Blora) dan Gustaf AV (SDN Tempelan 2 Blora), tetap memilih SMP tempat Bupati Blora Yudhi Sancoyo menimba ilmu dulu.

Menurut Kutut Atmojo pemilik Apotik Medika Farma Blora, ini menunjukan kepercayaan masyarakat Blora yang masih percaya mutu pendidikan SMPN 1 Blora masih baik disbanding sekolah lain.

“Walau sudah ada sekolah yang berskala internasional, masyarakat tetap menjadikan SMPN 1 Blora sebagai pilihan utamanya. Ini menunjukan SMPN1 Blora masih sebagai barometernya pendidikan di Blora,” katanya.

Hal itu lanjutnya, dikarenakan masyarakat melihat prestasi akademis tahun lalu SMPN 1 Blora memperoleh ranking 46 sejateng dan rangking 1 sekabupaten Blora.

“Inilah salah satu barometer penilaian kwalitas pendidikan secara umum, yang menjadi daya tarik para siswa lulusan SD dan orang tua siswa tersebut,” ungkap Kutut.

Dari pantauan SR dilapangan tercatat pada pendaftaran SMPN diwilayah kota, ada beberapa SMP menjadi target siswa untuk melanjutkan sekolahnya. Diantaranya SMN 1, SMPN 2,dan SMPN 6.

Pada tahun ini pendaftar SMPN 1 Blora sebanyak 246 siswa, SMPN 2 Blora 226 siswa dan SMPN 6 Blora sebanyak 420 siswa.

Yang cukup mengejutkan adalah SMPN 6 Blora, dengan pendaftar sebanyak 420 siswa, itu merupakan rekor tertinggi di Blora. Sedang daya tampung SMPN 6 Blora yang hanya 256 siswa, sehingga banyak orang tua yang menarik pendaftaran anaknya karena kalah nilai.

“Saya nilai SMPN 6 Blora layak disebut paling favorit sebagai tujuan pelajar yang mempunyai kemampuan rata-rata kecerdasan siswa,” tandas Kutut. (Roes)


Lulus UN, Dua Pelajar Perempuan Keliling Alon-alon

BLORA, SR – Ada-ada saja cara sejumlah pelajar meluapkan kegembiraan setelah dinyatakan lulus dalam Ujian Nasional (UN). Salah satunya yang dilakukan kedua pelajar SMPN 5 Blora ini. Setelah dinyatakan lulus kedua pelajar perempuan itu melakukan aksi dengan berlari mengelilingi Alon-Alon Kota Blora sebanyak lima kali putara.

Meski siang itu sinar matahari begitu menyengat tubuh, Ina Marlendra Halim Rucitra Rani Siregar dan Astuti Handayani dengan semangat dan beriringan mengitari alon-alon. Aksi keduanya tak hayal membuat perhatian beberepa pengguna jalan yang kebetulan lewat disitu.

”Senang mas akhirnya bisa lulus, sebab soal ujian susah-susah, akhirnya ya lari puter Alon-alon berdua,” kata Ina yang masih ngos-ngosan karena kecapekan dan kepanasan.

Sementara itu Astuti kepada SR mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada rencana atau nadar untuk mengelilingi Alon-alon.

”Awalnya, berdua hanya ngobrol ringan saja, guyonnan kalau lulus akan muter alon-alon lima kali, eh ternyata lulus ya habis pengumuman langsuh deh lari,” terang Astuti yang sudah menjadi teman Ina sejak kelas 2 SD di Mlangsen ini.

Pilihan Beda
Keduanya memang tidak bisa menyembunyikan kegembiraanya, dengan masih memakai seragam dan topi di kepala, Ina dan Astuti berkeinginan untuk melanjutkan lagi. Namun kali ini keduanya memilih jalan beda. Ina berkeinginan melanjutkan di STM.

”Rencanya akan mendaftar di STM Muhammadiyah saja, soalnya daftar di negeri pasti tidak diterima, lagian di STM Muhammadiyah ada Tapak Sucinya,” tutur Ina yang berpostur kecil mungil ini.

Kalau Ina lebih memilih STM, Astuti lebih sreg melanjutkan di SMA. ”Nanti mendaftar di SMA saja, pilihannya mungkin SMAN 2 mas, semoga saja nanti diterima,” ucap Astuti. (Gie)


Sosialisasi RSBI, SMAN 1 Blora Hadirkan 10 Pajabat Blora

BLORA SR.- Mungkin inilah kali pertama di Blora, walau baru berupa sosialisasi SMAN 1 Blora menuju RSBI, tak kurang 10 pejabat dan kadinas hadir di SMAN 1 Blora. Disamping itu anggota DPRD Blora dan pimpinan Ilusa serta tokoh masyarakat.

Dukungan riil para Top leader masing-masing SKPD, menunjukkan keseriusan Pemkab Blora dalam memajukan SMAN 1 Blora. Tampak hadir Kadinas Pertanian Sutikno Slamet dan Ratnani Widowati yang tampak duduk pada barisan depan, sedang lainnya seperti Sekretaris dinas dan Kabid ada disamping.

Menurut kepala sekolah SMAN 1 Blora Niyadi, keinginan sekolahnya berstatus SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) untuk memenuhi keinginan masyarakat Blora dan melaksanakan UU RI no 20/2003.

“Sesuai dengan Undang-undang tersebut khususnya pasal 50 ayat 3 bahwa Pemerintah dan atau Pemerintah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk menjadi SBI,” kata Niyadi.

Disamping itu untuk memenuhi keinginan para alumni yang bergabung dalam Ilusa SMAN 1 Blora, yang langsung memberikan juga bantuan beasiswa sebesar Rp.25 juta.

“Disamping bantuan beasiswa dari ilusa tersebut juga bantuan bea siswa didapat dari Blok grant, bea siswa BKN, beasiswa infaq guru, bea siswa infaq dan beasiswa Sampoerna sehingga totalnya kurang lebih Rp. 125 jutaan,” jelas Niyadi.

Sementara Staf khusus Dirjen Pendidikan Nasional bidang menejemen Pembinaan SMA, Fathnuyati Hidayah sebagai pebicara menegaskan pentingnya penerapan UU no 20/2003 dan PP no 19/2005 untuk kemajuan pendidikan di daerah.

“Dengan dilaksanakannya UU dan PP itu secara tidak langsung SMAN 1 Blora dapat dikategorikan minimal mendekati sistem pendidikan di luar negeri,” katanya.

Menurut dia di Blora selama ini belum ada SMA yang bertaraf internasional padahal SMAN 1 Blora, sudah banyak menghasilkan siswa berprestasi baik di tingkat Propinsi atau Nasional.

“Dengan dijadikannya SMAN 1 Blora sebagai RSBI, saya harapkan pendidikan disini selangkah lebih maju dari sebelumnya,” ungkap Fathnuyati. (Roes)

Tidak ada komentar: