tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Rabu, 08 Juli 2009

SR Edisi 71 -LINTAS KECAMATAN & OLAH RAGA

DAU Blora di bahas Di SOLO
Harapkan Kenaikan DAU tahun Depan

BLORA,SR.- Walaupun APBD Blora tahun 2007 baru sebulan lalu ditetapkan, Ternyata DAU Blora untuk anggaran 2010 sudah di bahas di Solo.

Kadin DPPKAD Komang Gde Irawadi membenarkan apa yang diungkapkan SR saat dikonfirmasi Sabtu (4/7)lalu.
Pertemuan di Solo sendiri, dihadiri perwakilan dari Pemerintah Pusat melalui Dirjen Perimbangan Departemen Keuangan dalam rapat pertemuannya dengan Pemkab/Pemkob se Jateng.

“Dalam pertemuan tersebut akan dihitung ulang komponen-komponen yang mempengaruhi besar kecilnya DAU, Kemungkinan DAU Blora dapat mengalami perubahan,” kata Komang.

Menurut Komang salah satu faktor yang mempengaruhi DAU adalah Gaji PNS dimasing-masing daerah. DAU yang diterima Blora pada tahun ini Rp.487,3 milyar sedang DAK nya sebesar Rp.52,2 milyar, lanjutnya.

“Jadi kepastian apakah DAU Blora akan berubah, tergantung dari rapat ini,” ungkap Komang.

Mantan Kabag Keuangan setda ini juga mengakui, keuangan di daerah termasuk juga Blora, masih bergantung dana dari pemerintah ini. Bila ini situasi ini dibiarkan, akan sangat rawan bagi daerah, bilamana derah tersebut tidak bisa mengembangkan Pendapatannya sendiri.

Dia juga berharap agar DAU Blora tahun depan terjadi kenaikan, karena APBD pada tahun ini telah terjadi difisit besar. “Meski difisit pada tahun ini namun bisa tertutup dengan pembiayaan, dan saya berharap setiap tahunnya DAU Blora mengalami kenaikan,” tandas Komang. (Roes)



Kompor Dibagikan, Pungli Makin Marak

BANJAREJO, SR – Himbauan untuk tidak melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pembagian tabung gas, teryata tidak diindahkan oleh beberapa aparat desa di wilayah Kecamatan Banjarejo. Berapa besarnya pungli yang ditarik? antara Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu.

Padahal saat pembagian di Desa Klopoduwur beberapa waktu yang lalu Manager Gas Domestik Pertamina Region 3 Semarang Edy Surya Indrawan mengatakan kalau perangkat desa dilarang melakukan pungli, karena kompor dan tabung gas adalah gratis.

Data yang berhasil dihimpun, di sejumlah desa seperti Desa Mojowetan, Sendanggayam, Bacem dan lainnya, setelah menerima pembagian jatah kompor dan tabung gratis itu. Saat akan mengambil warga ditarik biaya Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu oleh koordinator desa setempat.

”Alasannya macam-macem, ada yang untuk membelikan rokok petugas pengangkut dan lainnya,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Dia mengaku akan ditarik Rp 3 ribu, karena saat mau mengambil tidak membawa uang, dia tidak jadi diberi kompor dan tabung gas gratis tersebut.

Padahal sudah mengatakan pada petugas bahwa pihak kabupaten melarang ada pungutan saat pengambilan kompor tersebut. ”Dia tidak mau tahu mas,” katanya.

Jayus, warga setempat juga mengatakan hal yang sama. Dia mengaku warga di desanya diminta uang Rp 5 ribu saat akan mengambil jatah kompor dan tabung gas itu. ”Padahal itu gratis, masak akan di tarik uang,” katanya.

Camat Banjarejo Anang Danaryanto saat dikonfirmasi membenarkan kalau ada desa yang sudah terlanjur memungut uang kepada warga yang akan mengambil kompor dan tabung gas bantuan itu. Namun, setelah dia tahu, dia kemudian melarang. ”Sudah saya perintahkan Kepala Desa untuk mengembalikan uangnya pada warga,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Blora Wahyu Agustini mengatakan, sejak awal pihaknya sudah mewanti-wanti agar Camat dan petugas di lapangan untuk tidak menarik uang pada warga penerima bantuan.

Peringatan itu sudah disampaikan melalui surat resmi. Camat, kata dia, termasuk menjadi anggota tim koordinator sudah tahu itu. ’’Kami akan mengingatkan lagi agar tidak ada pungutan lagi,’’ katanya. (Gie)




Festival Seni Pertunjukan Rakyat Jawa Tengah
TAYUB BARANGAN RAIH JUARA PERTAMA

BLORA, SR - Untuk melestarikan kesenian budaya bangsa Indonesia yang hampir punah dari ancaman budaya luar, banyak sekali cara untuk menjaganya antara lain dengan memperkenalkan budaya tersebut kepada para generasi muda untuk untuk mau mencintai budayanya sendiri.

Jum’at (26/6) bertempat di halaman Candi Borobudur diadakan festival seni pertunjukan rakyat tingkat Jawa Tengah dalam rangka BIF (Borobudur Internasional Festival), dan acara festival tersebut diikuti 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Kabupaten Blora menampilkan kesenian jenis tayub barangan, dan tayub yang dipertunjukan dalam acara festival tersebut telah digarap dengan memadukan kesenian masa kini agar kelihatan lebih menarik penyajiannya.

Adapun penari-penari yang mendukung seni tayub barangan tersebut rata-rata mereka yang masih duduk di bangku SMP, SMA, dan mahasiswa yang dibina oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (DKKPO) Kabupaten Blora

Keluar sebagai juara umum baik pertunjukan maupun penyutradaraan terbaik dalam acara festifal seni pertunjukan rakyat pada malam itu adalah Kabupaten Blora disusul juara 2 Kabupaten Banjarnegara, juara 3 Kabupaten Tegal, Juara harapan 1 Kabupaten Magelang, harapan 2 Kabupaten Grobogan dan harapan 3 Kabupaten Pemalang.

“Dengan tayub barangan yang telah meraih juara dalam acara festival tersebut, kami berharap agar para generasi muda di Kabupaten Blora dapat mencintai kebudayaannya karena tayub bukan lagi kesenian yang hanya dapat dipandang dengan sebelah mata saja,” terang Kepala DKKPO, Pudiyatmo. SE. MM kepada SR, Senin (6/7) di ruang kerjanya. (Nh)

Tidak ada komentar: