tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Minggu, 01 November 2009

Berita Harian Planning SR edisi 80 - POLIIK HUKUM - BLORA - CEPU - LINTAS KECAMATAN


Golkar Pastikan Usung Yudhi – Hestu

 

BLORA, SR- Polemik tentang mundur atau tidaknya Hestu Subagyo sebagai bacawabup Partai Golkar akhirnya terjawab sudah. Setelah Sabtu (31/10) secara resmi ketua DPR PG Blora Yudhi Sancoyo menyatakan bahwa Hestu sudah mendapat rekomendasi partai berlambang pohon beringin ini.

   

Menurut Yudhi Sancoyo yang saat ini menjabat bupati Blora keputusan Partai Golkar (PG) sudah bulat mencalonkan Hestu Subagyo sebagai calon wakil bupatinya yang akan berlaga dalam Pilbup mendatang,

 

“Sesuai komitmen bersama dari paartai golkar saya dan pak Hestu akan maju pada pilkada 2010 nantinya,” kata Yudhi.

   

Disamping komitmen itu Yudhi juga menjelaskan Kamis (29/10) yang lalu saat mengadakan rapat seluruh pengurus PG di tiap kecamatan, mengambil keputusan bahwa Dia dan Hestu direkomendasi sebagai pasangan cabup dan cawabup partainya.

   

Disisi lain hampir semua sumber di kalangan PG mengatakan bahwa dengan direkomdasinya Yudi Hestu maka partainya akan lebih mudah menarik masa untuk mendukungnya.

   

Keyakinannya beralasan karena pasangan kandidat cabup dan cawabuo ini memounyai latar belakang berbeda yang saling melengkapi.

 

“Pak Yudhi ahli dalam merangkul masa sedang pak Hestu lebih condong masalah financial yang merupakan syarat mutlaknya dalam pilkada nantinya,” kata sumber yang wanti-wanti tidak menyebut namanya.

   

Sumber tersebut juga menambahkan, memang sudah bukan rahasia lagi bahwa masalah finansial sangat berpengaruh pada sebuah pesta demokrasi seperti pilkada nantinya.(Roes)




Joko Tuntut Transparansi Pimpinan Dewan

 

BLORA, SR- Ternyata anggota dewan yang diharap kompak, sudah mulai tampak ketidak harmonisanya dalam minggu ini.

   

Misalnya rapat yang mengagendakan pembahasan draf LPJ Bupati, minggu lalu tidak lengkap sehingga rapat paripurna agak terganggu. Bahkan muncul runmor bahwa ada otak atau provokator yang menggagalkan rapat paripurna ini.

   

Muncul nama Joko Mugiyanto ketua Fraksi Demokrat yang disebut sebagai penggagal rencana rapat yang membahas komisi ini.

   

Ketika dikonfirmasi SR, Joko membenarkan bahwa dirinya mengajak teman-temannya di DPRD agar tidak menghadiri rapat ini.

 

“Memang benar saya mengajak teman-teman untuk tidak hadir,” kata Joko Kamis (29/10) di kediamannya.

   

Adapun alasan Joko sederhana yaitu agar administrasi serta agenda kerja sewbagai anggota dewan disusun secara tertib.

 

“Disusun jadwal dulu agar jelas, tidak asal ngebel secara mendadak, pak besok ada rapat. Kita ini anggota dewan yang dipilih langsung rakyat, bukan dipilih dengan nomor urut partai,” jelas Joko.

   

Lanjut Joko, dengan disusunnya jadwal maka dirinya dan teman anggota dewan yang lain akan disiplin jadwal yang telah ditentukan bersama.

 

“Seperti di DPRD Rembang, jadwal kerja atau agenda kerja sudah tersusun rapi selama satu tahun,” ujar Joko.

   

Disamping itu dirinya juga meminta agar unsur pimpinan DPRD transparan terhadap apapun permasalahan kepada semua anggota dewan.

 

“Juga saya sebagai ketua fraksi Demokrat meminta unsur pimpinan dewan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis ada di Ruang kerjanya masing-masing, bila tidak ada agenda luar kota. Jangan datang ke DPRD bila rapat saja,” tandas Joko.(Roes)



Api Sikat 10 rumah di Jepon

 

JEPON, SR –Kebakaran rumah kembali terjadi di Kecamatan Jepon, Blora. Kali ini ada sepuluh  rumah warga Desa Puledagel RT 1/RW IV, Kecamatan Jepon, Blora, Senin (26/10). hangus terbakar dan rata dengan tanah.

 

Dua rumah berbentuk joglo, sisanya berbentuk limasan dengan bahan baku dari kayu jati semua. Rumah tersebut merupakan milik satu keluarga besar yang tinggal saling berdekatan, mereka Takim (60), Basri, Lasmi, Peni, Selamet, Supar dan Yono.

 

Takim, salah seorang pemilik rumah, mengatakan dirinya mengetahui api pertama kali berasal dari belakang kandang rumah sebelahnya, sekitar pukul 14.00 WIB, kemudian api cepat membesar dan merembet di beberapa rumah lainnya.

 

”Saya tahunya api sudah membesar dari belakang kandang, ya langsung saya teriak dan menyelamatkan ternak dan barang lainnya,” ujarnya.

 

Menurut dia, dalam kandangnya memang di memasang banyak sambungan lampu, namun dia tidak berani memastikan penyebab kebakaran itu.

 

Dua rumah joglo merupakan model kuno. Akibat kebakaran itu kerugian mencapai ratusan juta rupiah, karena beberapa barang berharga seperti mebel peralatan elektronik tidak bisa diselamatkan. Beruntung tidak ada korban jiwa. Hanya salahs seorang pemilik rumah pingsan karena syok rumahnya terbakar.

 

Sumber Air Sulit

 

Ditambah cuaca siang itu yang panas serta angin kencang sehingga memudahkan api menyambar rumah lainnya yang memang berdekatan, belum lagi banyak tumpukan jerami yang ada di masing-masing rumah. Bahkan butiran beras yang dijemur di halaman rumah juga ikut terbakar.

 

Sementara warga yang lain, langsung berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Mobil pemadam yang datang setengah jam kemudian tidak mampu untuk mengatasinya.

 

Sulitnya sumber air mengakibatkan api tetap sulit dipadamkam, meskipun petugas pemadam dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) telah mengambil air sebanyak enam mobil. Karena harus mengambil air dari daerah mantingan yang jaraknya cukup jauh.

 

Kepala Bakesbangpollinmas, Bondan Sukarno didampingi Kabid Limans Kiswoyo yang datang langsung di lokasi mengatakan, bahwa sumber api kemungkinan berasal dari konsetling listrik. Selain itu juga dekat dengan jerami atau bahan yang mudah terbakar.

 

”Penyebabnya belum bisa dipastikan, namun kemungkinan karena hubungan arus pendek, kami berharap agar masyarakat lebih hati-hati dan waspada,” ujar Bondan Sukarno. (Gie)



Soal Pasir, Warga Jipang-Pengusaha Kisruh

 

CEPU, SR - Suasana Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora yang biasanya adem ayem, pada Rabu (21/10) agak memanas. Siang itu terjadi kesalahpahaman antara seorang pengusaha sedot pasir bernama Hepi (53) dengan beberapa pekerja yang kebetulan sedang istirahat di sebuah lapak pasir.

 

Saat itu Hepi sedang mencari penyekrop pasir untuk dipekerjakan di bedak miliknya, ketika lewat di depan para pekerja itu mereka tertawa-tawa. Hepi mengira mereka mentertawakannya dan merasa tersinggung, dia segera pulang mengambil parang dan kembali ke bedak menghampiri mereka, orang-orang itupun lari menghindar bahkan ada yang nyebur ke bengawan.

       

Kejadian ini segera dapat diselesaikan perangkat setempat, malam harinya mereka mengadakan pertemuan untuk mengurai salah paham ini. Masalah inipun dapat didamaikan dan dianggap selesai.

 

Tetapi ternyata pada hari Kamis (22/10) jalan masuk desa diberi plang dengan tulisan “Lokasi pasir ditutup” sehingga kembali memanaskan suasana. Pihak pengusaha pasir merasa dirugikan jika jalan desa ditutup karena tidak dapat menjual pasirnya ke luar desa.

       

Hepi lantas melaporkan kejadian ini ke Polres Blora, Sabtu (24/10) sehingga dua orang warga Jipang bernama Jali (45) dan Kasmin (44) mendapat panggilan. Kejadian ini semakin memanaskan keadaan.

 

Untuk meredam suasana pihak pemerintah desa mengundang berbagai elemen masyarakat Jipang dan Muspika Cepu untuk merembuk kejadian ini, Senin (26/10).

       

Acara dadakan ini selain dihadiri para tokoh masyarakat, perangkat desa, juga menghadirkan para pengusaha pasir di wilayah ini sebanyak tiga orang antara lain Hepi, Kalisno dan Tono.

 

Kepala Desa Jipang Herdaru Budhy Wibowo (Hanung) sendiri yang memimpin rapat ini. Setelah mendengarkan berbagai kehendak masyarakat akhirnya disepakati sedot pasir di wilayah Jipang akan ditutup hari itu juga.

       

Salah seorang warga, Subiyono (35) dengan lantang mengatakan bahwa akibat sedot pasir banyak sumber air (sumur) di Jipang banyak yang mati, karena debit air turun sehingga melonjakkan biaya operasional organisasi pengairan setempat (Dharma Tirta) dan banyak pencurian.

 

Warga lainnya, Mani (59) mengeluh tanah di sepanjang tepian bengawan banyak yang longsor dan polusi udara karena banyaknya truk yang mengangkut pasir keluar masuk desa.

       

Kasi Trantib Kecamatan Cepu Lilik Ali M, SH yang hadir bersama Kapolsek Cepu AKP Yaban, SE akhirnya menyaksikan pembuatan Berita Acara tentang kejadian itu yang menghasilkan beberapa keputusan.

 

Keputusan pertama, blower (sedot pasir dengan mesin) di Desa Jipang ditutup, memberikan waktu satu minggu  mulai Selasa (27/10) bagi para pengusaha pasir untuk menjual pasir yang sudah terlanjur berada di darat. Masyarakat mendesak Hepi untuk mencabut laporan atas Jali dan Kasmin di Polres Blora. (Agt)




Siswa SMK Ma’arif Blora Juarai Akuntansi se Blora



 

BLORA, SR.- Setelah menyisihkan 12 peserta lainnya, Suhartik siswa SMK Ma;arif Tunjungan Blora dinyatakan sebagai juara pertama dalam Lomba Kompentensi Siswa se kabupaten Blora.

   

Perolehan nilai siswa SMK Ma’arif ini jauh meninggalkan pesaingnya, yang berasal dari berbagai sekolah kejuruan di kabupaten Blora. Sedang urutan kedua diraih siswa SMK Khatolik ST Louis Randublatung atas nama Lina Ristanti dan ketiga diraih Damini siswa SMK Kristen Blora.

   

Lomba yang terbagi 4 sesi ini yakni teori dasar, Pratek akuntansi manual, Praktek Kompak dan Presentasi ini merupakan kalender tahunan. Juara pertama dari lomba ini selanjutnya akan berlaga ke tingkat Propinsi Jateng.

   

Menurut Kepala SMK Ma’arif H Suratman saat dikonfirmasi, prestasi ini merupakan kali pertama sekolahnya sejak diselenggarakannya lomba ini diadakan.

 

“Prestasi ini merupakan hal yang luar biasa pada sekolah kami, mengingat bertahun-tahun kami mengikuti LKS, baru tahun inilah siswa kami dapat menjuarainya,” katanya.

   

Menurut Suratman atas prestasi yang diraih siswanya, sekaligus merupakan sejarah sekolahnya dibidang prestasi ini, maka akan diberikan bea siswa bagi Suhartik.

 

“Yang pasti sekolah akan memberikan bea siswa bagi siswanya yang berprestasi,” ungkap Suratman.

   

Sementara ditempat terpisah Direktur LSM Wong Cilik Ateng Sutarna kepada SR mengungkapkan kekecewaan terhadap penurunan prestasi siswa SMKN 2 Blora.

 

“Dari segi fasilitas ataupun SDM siswa, saya pikir SMKN 2 Blora lebih unggul mengapa tidak bisa mengimbangi sekolah swasta. Apakah ada yang salah dari menejemen pendidikan di SMKN 2 Blora ini,” katanya.

   

Alasannya Ateng adalah Lomba yang diselenggarakan setiap tahunya, boleh dikatakan selalu dijuarai SMKN 2 Blora ini.

 

“Ini wajib dipertanyakan, sudahkah menejemen SMKN 2 Blora mengikuti semua ketentuan pedidikan demi kemajuan pendidikan disekolahnya. Misalnya diklat para pendidiknya atau ekstra kulikuler siswa,” tambah Pria yang juga mantan guru SMPN 5 Blora ini.(Roes)

Tidak ada komentar: