tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Minggu, 03 Mei 2009

SR Edisi 66 - LINTAS BERITA

Peringati Hari Kartini, kelurahan Kauman Gelar Lomba Geguritan

BLORA, SR -
Kelurahan Kauman memperingati Hari Kartini dengan menggelar lomba geguritan yang dikuti oleh 17 peserta. Masing-masing peserta berasal dari perwakilan tiap RT di Kauman. Lomba yang meliputi dua kategori yang harus ditampilkan oleh tiap peserta yaitu geguritan wajib dan geguritan pilihan yang telah disediakan panitia setempat. Acara yang dimulai pada pukul 2 siang sampai selesai pukul 5 sore, Kamis (23/4).
Kepala Kelurahan Kauman Rudy Pujianto saat dikonfirmasi SR di lokasi menyatakan pihaknya secara rutin menggelar lomba yang beragam. Untuk tahun tahun ini lomba geguritan, ini semua tidak lepas dari antusias masyarakat disini dan peran PKK kauman.
“Kami mengingat sebagai orang Jawa, tradisi dari nenek moyang jangan sampai punah, tetapi dapat kita tularkan pada anak cucu kita nanti. Nguri-nguri kebudayaan jawa yang semakin terkikis jaman bagaikan peribahasa yang berbunyi Buah cijlhok Ora Adoh Shoko Uwite,” tandasnya.
Rudy Pujianto menambahkan ide untuk lomba tiap tahun berasal dari usulan dari warga setempat, selain dari warga, peran Harso selaku warga Kauman yang dituakan. “Beliaulah yang memotori pada waktu lomba, sebelumnya di tahun lalu, lomba rias wajah tanpa kaca dan busana muslim,” tambahnya.(mo)


Pupuk Natural, Alternatif Petani
CEPU, SR-
Masalah pupuk hampir setiap musim tanam (MT) tiba selalu menjadi momok bagi petani mungkin akan segera teratasi. Karena telah diproduksinya pupuk natural. Produk yang diperkenalkan Ronggo Tani Group ini telah berhasil dibudidayakan diberbagai tempat seperti Bojonegoro, Rembang dan Blora.
Uji coba pupuk natural yang dilakukan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kunduran telah berhasil di panen petani setempat, seperti yang juga terjadi di Desa Mulyorejo Cepu, Rabu (22/4).
“Kami mengadakan uji coba di tanah yang mengalami masalah misalnya kekurangan air, banjir dan sebagainya,” kata Ronggo (45), koordinator Ronggo Tani Group, sambil menunjukkan padi yang ditanam di Mulyorejo yang sawahnya terkena banjir. Bibit yang ditanampun sebenarnya tidak layak tanam karena melebihi umur.
Menurtutnya padi yang diatanam sama sekali tidak menggunakan pupuk urea dan TSP, hanya menggunakan pupuk natural, ternyata hasilnya bagus dan tahan terhadap hama apapun termasuk sundep. Sementara itu menurut Sugianto (42) anggota Ronggo Tani Group, pupuk natural yang dikembangkannya bukan hanya cocok untuk tanaman padi namun juga berbagai jenis tanaman lain seperti bawang merah, jagung, cabai, semangkla, jeruk, melon dan lain-lain.
Saat Kelompok ini mengajak SR meninjau tanaman bawang merahnya di desa Kentong yang berusia 20 hari. Dibandingkan tanaman yang sama dengan usia sama namun tidak menggunakan pupuk natural, ternyata hasilnya jauh lebih baik yang memakai pupuk natural.
Aplikasi pupuk natural dengan sistem tri tunggal pada tanaman padi terdiri dari beberapa jenis pupuk antara lain pupuk natural/PSBN, NPK organik PSBN dan pupuk bunga buah. Pemupukan dengan cara yang benar dengan pupuk natural dapat meningkatkan hasil 9,9 ton/ ha yang biasanya hanya 6 ton/ha. (Agt)

SMP NEGERI I NGAWEN
NGURI-URI BUDAYA PERINGATAN HARI KARTINI

Setiap tanggal 21 April seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini, hari yang dimaknai sebagai hari emansipasi wanita. Seperti yang dilakukan oleh SMP N 1 Ngawen dalam rangka peringatan Hari Kartini ke-130, Selasa (21/4) di gedung sekolahnya. Penyelenggaraan kegiatan yang diketuai oleh Hj Sulasih, S.Pd. itu diterima baik oleh seluruh warga sekolah dan orangtua murid. Kegiatan yang dimaknai sebagai simbol peneladanan terhadap figur RA Kartini itu cukup menyita antusiasme warga sekolah.

Tak seperti hari biasa yang lazimnya para siswa mengenakan seragam putih-biru, pagi itu tampak banyak yang berbeda. Para siswi dan ibu guru mengenakan kebaya dan merias diri dengan beragam aksesoris wanita. Kegiatan yang bertema “Menumbuhkembangkan Semangat RA Kartini di Era Globalisasi’ itu diwarnai pula dengan serangkaian lomba diantaranya lomba menghias tumpeng, lomba keluwesan dan lomba melukis wajah Kartini.

Serangkaian acara itu diawali dengan upacara bendera dimana seluruh petugasnya adalah siswi dan ibu guru, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kaum hawa pun mampu melakukan sebagian hal yang lazimnya dilakukan oleh lelaki.Kegiatan seremonial itu dihadiri langsung oleh Camat Ngawen Hariyanto S.IP. M.Si dan pembinanya adalah istri camat yaitu Retno K, S.Sos.M.Si.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa semua kemajuan yang diraih oleh kaum wanita untuk memajukan diri akan lebih membuka peluang untuk menembus segala akses baik dalam informasi teknologi, globalisasi dan modernisasi.

Kepala SMP N 1 Ngawen, Suparjan, S.Pd. M.Pd mengaku bahwa tidak ada persiapan khusus yang dilakukan jauh hari untuk pelaksanaan kegiatan itu. ”Sebelumnya memang tidak ada persiapan khusus untuk kegiatan ini, karena agenda sekolah lebih kami fokuskan untuk persiapan menghadapi ujian dengan memberikan materi soal dan uji coba ditambah dengan les bagi siswa,” ungkapnya.

Bersama sang istri, kepada SR, Hariyanto menambahkan bahwa kegiatan itu, disamping untuk mengenang jasa RA Kartini dan menanamkan jiwa apresiatif terhadap tokoh pahlawan kita kepada seluruh siswa sejak dini dan uri-uri budaya peringatan Hari Kartini yang sudah mulai pupus di masyarakat.

Acara itu juga dimaksudkan sebagai wahana refreshing, penghijauan pikiran yang sarat akan kejenuhan terutama bagi siswa kelas IX yang selama tiga bulan terakhir ini berkutat dengan soal latihan UAN. ”Sengaja kami menyelenggarakan banyak kegiatan ringan di acara ini. Kami berharap dengan adanya kegiatan semacam ini akan mampu mendongkrak hasil ujian para siswa agar dapat mencapai hasil yang optimal, karena siswa, khususnya kelas IX tentunya sangat jenuh setelah bergelut dengan try out dan les tambahan baik di sekolah maupun diluar sekolah,” ungkap Suparjan.

Dari seluruh rangkaian kegiatan lomba, lomba keluwesanlah yang cukup banyak menyita perhatian seluruh warga sekolah. Betapa tidak, pemandangan yang tidak biasa, para siswa-siswi berpasangan bak Kartini-Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat unjuk kebolehan dengan berjalan disepanjang catwalk. Riuh penonton memadati acara yang diadakan di aula SMP N 1 Ngawen itu. Menurut Suparjan,S.Pd.M.Pd. melalui kagiatan seperti itulah siswa dapat menunjukkan bakat dan prestasinya diluar rutinitas sekolah.

Hari Kartini seharusnya memang dimaknai secara esensi. Esensinya adalah bagaimana hari ini diperingati sebagai momentum bagi perempuan Indonesia untuk berjuang,berjuang keluar dari pejajahan baik itu penjajahan kultural maupun struktural. Hal itu pulalah yang diharapkan dari peyelenggaraan kegiatan itu bagi SMP N I Ngawen. ”Ke depan kami berharap kegiatan ini menjadi agenda tetap tiap tanggal 21 April agar budaya peringatan Hari Kartini tidak pudar di masyarakat,” ungkap Suparjan.

Perjuangan untuk memajukan kaum wanita dari keterbelakangan ternyata tidak sia-sia. Di usia yang ke-130 tahun, perjuangan RA Kartini membuahkan hasil yang luar biasa, lebih mandiri dan patut disyukuri. Sudah banyak kemajuan yang diraih para Kartini muda.

Namun perjuangan tersebut tidaklah berhenti sampai disitu saja tapi terus dilajutkan demi kesejahteraan bangsa. Semua kemajuan yang diraih kaum wanita saat ini berkat perjuangan RA Kattini yang menginginkan kaum wanita melangkah maju meninggalkan belenggu ketertinggalan terutama dalam dunia pendidikan. Serta diharapkan dengan kemajuan dan perkembangan, arus modernisasi dan globalisasi yang mendukung kemajuan kaum wanita, hendaknya tidak meninggalkan budaya atau adat istiadat. (*)

Tidak ada komentar: