tabloid pertama karya CAH BLORA ASLI

Minggu, 31 Mei 2009

SR Edisi 68 - Halaman 2 - Redaksi KULANUWON



Era Kebangkitan Wakil Rakyat

Mari Bersama Membangun Blora

Penulis: Drs. Ec. Agung Budi Rustanto*)


Harus diakui, Blora mempunyai banyak sumber daya alam, diantaranya minyak dengan Blok Cepunya dan hutan. Hanya sebagian lahan pertanian yang bisa diandalkan. Kekeringan menjadi bencana tahunan hampir sebagian besar kecamatan Blora. Karena itu, masyarakat Blora tak kurang dari 12 persen yang boro, merantau ke luar kota, bahkan luar pulau untuk mencari penghidupan yang lebih baik.


Secara umum, menurut penulis ada beberapa masalah pokok yang mendera Kabupaten Blora. Mulai permasalahan politis sampai masalah yang lain. Misal setiap tahunnya dalam menentukan APBD Blora selalu terjadi tarik ulur kepentingan antara eksekitif dan legislatif. Bahkan tahun ini merupakan yang paling parah, sehingga menyebabkan DAU dipotong.


Demikian juga masalah lain adalah mulai tampak tingginya jumlah penduduk miskin, tingginya angka pengangguran, dan tentunya penanggulangan kekeringan yang tidak pernah luput setiap tahunya.


Tentu saja, bukan hanya pejabat Pemkab yang mempunyai tugas membawa kehidupan masyarakat Blora menjadi lebih baik. Tugas itu tersampir pada semua kalangan dari warga, aparat pemerintahan hingga para politisi pengambil kebijakan.


Bila melihat sejarah ketika Hari Rabu, 20 Mei 1908, dr Soetomo dan kawan-kawannya mendirikan perkumpulan yang mereka beri nama Boedi Oetomo. Sebuah perhimpunan yang mereka maksudkan untuk membangkitkan para pemuda Indonesia untuk mengejar ketertinggalan bangsanya dalam segala bidang akibat kolonialisme Belanda.


Terbentuknya Boedi Oetomo itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan pada tahun ini, tepatnya hari yang sama, Rabu 20 Mei 2009, 101 tahun kemudian bangsa kita telah mengalami kemajuan yang luar biasa pesat jika dibandingkan pada masa itu. Namun di sisi lain, sesungguhnya masih begitu banyak kekurangan, ketertinggalan dan keterbelakangan. Tentu saja Kabupaten Blora juga tak lepas dari kekurangan dan ketertinggalan itu.


Rasanya tidaklah berlebihan jika momentum Kebangkitan Nasional, Rabu minggu lalu, kita kaitkan dengan ditetapkannya hasil Pemilu legislatif yaitu para calon penghuni gedung Dewan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh Indonesia, Minggu (17/8) silam.


Mengapa peringatan Kebangkitan Nasional dan penetapan para calon anggota legislatif itu menjadi sangat relevan dihubungkan? Tak lain karena para wakil rakyat adalah komponen bangsa yang berperan besar dalam menentukan arah dan tujuan bangsa ini hendak ke mana akan berjalan.

Sekaranglah saatnya para wakil rakyat Kabupaten Blora yang sebagian besar adalah wajah baru, yakni sekitar lebih dari 80 persen, agar berperan maksimal. Dan dapat menunjukkan secara nyata peran dan fungsi mereka, sebagai wakil rakyat yang sesungguhnya.


Sebab sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa pasca reformasi silam, begitu banyak problem yang membelit para anggota Dewan. Mulai kasus asusila, premanisme, korupsi, kolusi bahkan yang berbau nepotisme tetap saja terjadi.


Buktinya, puluhan bahkan mungkin ratusan anggota Dewan di seluruh Indonesia ini ramai-ramai diperkarakan ke pengadilan bahkan akhirnya harus meringkuk di bui sebagai pesakitan. Demikian juga dialami Pimpinan DPRD Blora.


Itu semua terjadi tak lain dan tak bukan lantaran mereka belum memiliki kesadaran tentang bagaimana membangkitkan bangsa ini dari keterpurukan seperti yang diajarkan oleh para pendahulu kita, dr Soetomo dan kawan-kawan. Kesadaran diri yang tipis atas peran dan fungsi mereka sebagai perwujudan wakil rakyat inilah yang tidak sesuai dengan filosofi dibentuknya Boedi Oetomo 101 tahun silam


Nama Boedi Oetomo dipilih para pahlawan bangsa itu memiliki pengharapan yang besar agar bangsa ini bisa bangkit dengan cara yang baik. “Boedi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.


Semoga saja para anggota legislatif hasil Pemilu 2009 di Kabupaten Blora khususnya mampu mengartikan sekaligus mengimplementasikan makna kebangkitan nasional. Kita berharap, tahun 2009 menjadi salah satu tonggak sejarah baru bagi kebangkitan para anggota DPRD yang terpilih, menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan rakyat. Mari Bekerja keras membangun Blora dari segala kekurangan yang selama ini seakan terlupakan.

*) Redaktur Tabloid Suara Rakyat

Tidak ada komentar: